Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Perbedaan Lebaran, Muhadjir: Semua Tidak Perlu Vulgar, Bukan Hanya Muhammadiyah

Muhadjir Effendy mengimbau semua elemen menghormati hari kemenangan Idulfitri 1444 Hijriah.
Menko PMK, Muhadjir Effendy di PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (21/4/2024). BISNIS/Lukman Nur Hakim
Menko PMK, Muhadjir Effendy di PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (21/4/2024). BISNIS/Lukman Nur Hakim

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Ekonomi yang sekaligus Menko PMK, Muhadjir Effendy mengimbau agar semua elemen menghormati hari kemenangan Idulfitri 1444 Hijriah.

Muhadjir mengatakan bahwa tidak hanya masyarakat Muhammadiyah saja yang harus tidak vulgar dalam merayakan hari Lebaran, tetapi semua elemen masyarakat.

“Iya semuanya tidak perlu vulgar lah, tidak hanya Muhammadiyah, semua umat Islam enggak usah menonjolkan menyambut hari kemenangan, siapa yang menang belum tentu ibadah Ramadhan dengan baik, harus kita laksanakan dengan rendah hati dan menggembirakan,” kata Muhadjir di PP Muhammadiyah, Jumat (21/4/2023).

Muhadjir kembali menegaskan bahwa dalam merayakan Lebaran ini tentunya harus dilakukan dengan sesederhana saja.

Terpenting, kata Muhadjir, masyarkat yang merayakan Idulfitri dapat beribadah khusuk dan berserah kepada Allah SWT.

“Yang penting kita sudah melaksanakan ibadah dengan baik, dengan khusyuk, kita berserah kepda Allah, kepada Tuhan, makanya doa kita kan taqqoballah minna waminkum, mudah-mudahan Allah menerima ibadah kita sebelum kita minta macam-macam,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi berpesan agar perbedaan satu Syawal antara pemerintah dengan Muhammadiyah dijadikan sebagai sarana guna memperkokoh persatuan di kalangan umat Islam. 

Dia juga meminta agar seluruh pihak menghormati keputusan berbagai pihak yang berbeda dalam penetuan 1 Syawal 1444 H. 

Kahfi berpesan agar umat Islam yang merayakan Idulfitri lebih dahulu dari penetapan pemerintah, perlu menghormati yang masih berpuasa. 

Hal yang sama juga berlaku bagi yang mereka sudah berbuka diharapkan tidak makan dan minum di sembarang tempat atau makan secara vulgar, sebagai bentuk penghormatan bagi yang masih ingin menyempurnakan puasanya sampai hari ke-30. 

"Atas nama ukhuwah Islamiyah pula, perbedaan yang sudah sangat sering terjadi seperti ini dalam pandangan kami tidak perlu diperdebatkan, apalagi perdebatan tersebut mengarah pada debat kusir yang tidak perlu," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper