Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertempuan di Sudan Nyaris Tewaskan 200 Orang, 1.800 Luka-Luka

Pertempuran antara tentara dan paramiliter di Sudan telah menewaskan sekitar 200 orang dan melukai 1.800 lainnya.
Citra satelit menunjukkan gedung-gedung yang terbakar dan patroli militer di timur laut Bandara Internasional Khartoum di Khartoum, Sudan, 17 April 2023. Maxar Technologies/Handout melalui REUTERS.
Citra satelit menunjukkan gedung-gedung yang terbakar dan patroli militer di timur laut Bandara Internasional Khartoum di Khartoum, Sudan, 17 April 2023. Maxar Technologies/Handout melalui REUTERS.

Bisnis.com, JAKARTA - Pertempuran antara tentara dan paramiliter di Sudan telah menewaskan sekitar 200 orang dan melukai 1.800 lainnya, menyebabkan rumah sakit rusak dan pasokan medis serta makanan menipis pada Senin (17/4/2023).

Melansir Channel News Asia, Selasa (18/4/2023), kondisi itu setelah tiga hari perang kota.

Perebutan kekuasaan selama seminggu meledak dan menjadi kekerasan mematikan pada Sabtu (15/4/2023), antara pasukan dua jenderal yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2021, panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin paramiliter yang kuat, Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Analis mengatakan pertempuran di Ibu Kota negara yang secara kronis tidak stabil itu belum pernah terjadi sebelumnya dan dapat berlangsung lama, meskipun ada seruan regional dan global untuk gencatan senjata saat para diplomat memobilisasi.

Pertempuran juga terjadi di seluruh negeri yang luas, dan ada kekhawatiran akan berdampak regional.

Penduduk Ibu Kota yang ketakutan menghabiskan hari-hari terakhir pada bulan Ramadan hanya menonton dari jendela mereka ketika tank-tank menggelinding di jalan-jalan, gedung-gedung berguncang, dan asap dari api yang dipicu oleh pertempuran menggantung di udara.

Konflik telah memunculkan serangan udara, artileri, dan tembakan senjata berat.

Di tengah pertempuran, warga terpaksa keluar rumah menghadapi antrean roti dan bensin di gerai yang tidak tutup. Warga juga mengalami pemadaman listrik.

Volker Perthes, Kepala Misi PBB ke Sudan, mengatakan kepada Dewan Keamanan dalam sesi tertutup, bahwa sedikitnya 185 orang tewas dan 1.800 lainnya luka-luka.

"Ini adalah situasi yang sangat cair sehingga sangat sulit untuk mengatakan ke mana keseimbangan bergeser," kata Perthes kepada wartawan setelah pertemuan tersebut.

Pada Senin (17/4/2023) pagi, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kembali meminta pihak-pihak yang bertikai di Sudan untuk "segera menghentikan permusuhan". Dia memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut "dapat menghancurkan negara dan kawasan."

Sarana Vital

Petugas medis di Sudan sebelumnya menyebut korban tewas hampir 100 warga sipil dan "lusinan" pejuang dari kedua belah pihak, tetapi jumlah korban dianggap jauh lebih tinggi, banyak yang terluka tidak sampai rumah sakit.

Persatuan dokter setempat memperingatkan pertempuran telah merusak beberapa rumah sakit di Khartoum dan kota-kota lain, dan beberapa di antara rumah sakit itu tidak berfungsi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa beberapa dari sembilan rumah sakit di Khartoum yang menerima warga sipil yang terluka "kehabisan darah, peralatan transfusi, cairan infus dan persediaan vital lainnya".


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper