Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 9 orang anggota TNI dikabarkan disandera kelompok separatis Papua, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pada penyerangan yang berlangsung Sabtu (15/4/2023).
Melansir Guardian, penyerangan yang dilakukan TPNPB berlangsung ketika pasukan TNI hendak menyelamatkan pilot Susi Air Philip Mehrtens yang disandera sejak Februari lalu.
Pada penyerangan itu dikabarkan sedikitnya 6 anggota TNI tewas dan 30 orang hilang. Namun, Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom menyebut, ada 9 anggota TNI yang tewas.
Seorang juru bicara militer mengonfirmasi hanya satu yang tewas. Sembilan tentara dilaporkan ditahan oleh para pemberontak.
Perihal 9 prajurit TNI tewas diserang TPNPB dibantah oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojonodi Jakarta pada Minggu (16/4/2023). Menurut dia, hanya seorang prajurit TNI yang gugur.
"Sampai pukul 14.03 WIB informasi yang kami dapat satu meninggal dunia. Kami belum mendapat informasi lain karena sulit untuk menjangkau daerah tersebut, apalagi dengan cuaca yang tidak menentu," kata Julius saat ditanya tentang jumlah korban yang lebih tinggi, Minggu (16/4/2023)
Baca Juga
Julius mengimbau seluruh pihak untuk menerima informasi resmi dari Puspen TNI, termasuk tidak langsung mempercayai informasi mengenai adanya enam prajurit TNI yang gugur dalam insiden di Nduga tersebut.
21 Orang Melarikan Diri ke Hutan
Menurut Guardian, informasi awal dari laporan tentara mengatakan ada sekitar 36 tentara di sebuah pos di distrik perbukitan Nduga, ketika penyerang dari TPNPB, sayap Gerakan Papua Merdeka, melepaskan tembakan pada Sabtu (15/4/2023).
Sedikitnya enam tewas dan 21 lainnya melarikan diri ke hutan, menurut laporan militer yang dilihat wartawan. Sembilan tentara dilaporkan ditahan oleh para pemberontak.
Kapendam XVII Cenderawasih Kol Kav Herman Taryaman mengatakan para prajurit itu adalah bagian dari kelompok yang mencari pilot Susi Air yang diculik oleh pemberontak pada Februari.
Dia mengatakan pihak berwenang sedang mencari sekitar 30 tentara.
“Belum diketahui secara pasti berapa jumlah tentara Indonesia yang tewas dan terluka,” kata Taryaman.
“Kami masih melakukan pencarian, tetapi hujan lebat, cuaca berkabut, dan kurangnya komunikasi menghambat upaya pencarian dan evakuasi kami.”
Di Jakarta, Julius mengatakan bahwa operasi pencarian akan dilakukan "dengan kekuatan maksimal".
Dia mengatakan pemberontak menghadapi pasukan ketika mereka mencoba menyisir daerah yang dekat dengan posisi pilot dan penculiknya. Pemberontak menembak seorang tentara yang jatuh ke jurang sedalam 15 meter, kemudian melancarkan serangan kedua saat pasukan mengeluarkan tubuhnya, kata Julius. Dia mengonfirmasi hanya satu kematian sejauh ini.
Balas Dendam
Sambom mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya menyerang pasukan TNI sebagai balas dendam atas pembunuhan dua pemberontak dalam baku tembak dengan pasukan keamanan Indonesia pada bulan Maret. Dia mengatakan sedikitnya sembilan anggota pasukan elit tentara Indonesia tewas dalam serangan pada Sabtu (15/4/2023).
Dia mendesak Pemerintah Indonesia untuk menghentikan operasi militernya di Papua. Dia juga mengatakan kelompoknya telah menawarkan untuk bernegosiasi dengan Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru untuk pembebasan pilot tersebut, namun belum mendapat tanggapan.
"Pemerintah Indonesia harus menghentikan operasi keamanannya di Papua dan bersedia bernegosiasi dengan para pemimpin kita di bawah mediasi pihak ketiga yang netral dari badan PBB," kata Sambom.
Julius menambahkan, operasi militer di Papua dilancarkan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa yang besar.
“TNI tidak pernah mundur satu kali pun dalam menjaga kedaulatan wilayah kita,” tegasnya.
“Dan ini diterapkan secara konsisten di Papua.”
Seperti diberitakan, KKB Papua pada Februari menyerbu pesawat Susi Air bermesin tunggal tak lama setelah mendarat di landasan pacu kecil di Paro di distrik terpencil Nduga dan menculik pilotnya.