Bisnis.com, JAKARTA — Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono menegaskan bahwa seluruh informasi yang disampaikan oleh Kelompok Separatis dan Teororis (KST) atau aparat terhadap milisi Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah bohong atau hoaks.
“Ada pernyataan dari perwakilan KST yang sering muncul itu adalah hoaks semua ya, itu hoaks semuanya. Sering memang mereka munculkan berita yang seperti itu,” jelasnya dikutip dari kanal YouTube Puspen TNI, Rabu (19/4/2023).
Menurutnya, penyebaran berita hoaks memang menjadi sebuah kebiasaan yang kerap dilakukan oleh perwakilan KST. Yudo mengaku bahwa tak jarang dirinya juga melihat bahwa berita hoaks itu disebarluaskan di berbagai media sosial.
Contohnya saja ketika KST mengklaim bahwa pihaknya telah membunuh 13 prajurit TNI selama operasi penyalamatan pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens.
Informasi tersebut, ujarnya, berbeda dengan data yang dimiliki oleh TNI. Dia mengatakan hanya ada tiga prajurit yang gugur sejak misi penyalamatan dimulai pada Februari 2023.
“Yang TNI tiga yang sekarang ini satu, kemudian yang lalu itu satu. Satu itu yang kontak pertama di daerah yang berbeda-beda. Ada tiga,” ujar Yudo.
Dia menyebut pihaknya telah telah meningkatkan operasi pengamanan di Papua untuk melawan kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau kelompok separatis teroris (KST) menjadi status siaga tempur.
Dijelaskan, operasi pengamanan naik ke level Siaga Tempur usai terjadinya penyerangan oleh KST di Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, setelah sebelumnya TNI menjalankan operasi pengamanan menggunakan penegakan hukum dengan pendekata lembut atau humanis (soft approach).
Panglima TNI itu pun menegaskan bahwa peningkatan operasi ini bertujuan untuk membangun naluri tempur dari setiap anggota atau prajurit pasukan.
“Dari awal saya selalu tekankan untuk menggunakan soft approach, tapi tentunya dengan kondisi yang seperti ini, khususnya di daerah-daerah tertentu, kita ubah menjadi operasi Siaga Tempur," sambungnya.