Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Krisis Populasi Gara-gara 1,5 Juta Penduduk Pilih Hikikomori

Sekitar satu juta warga Jepang mengalami hikikomori, yaitu menarik diri dari kehidupan sosial dan mengurung diri.
Konsep hidup ala orang Jepang yang bikin bahagia dan bebas stres/Japan Guide
Konsep hidup ala orang Jepang yang bikin bahagia dan bebas stres/Japan Guide

Bisnis.com, JAKARTA - Di seluruh Jepang, hampir 1,5 juta orang memilih mengisolasi diri dari masyarakat, menjalani kehidupan tertutup yang sebagian besar terkurung di dalam tembok rumah mereka alias hikikomori.

Istilah hikikomori Jepang atau pengucilan yang sudah ada sejak 1980-an ini merujuk pada sebuah kondisi, di mana orang telah diisolasi setidaknya selama enam bulan.

Beberapa hanya keluar untuk membeli bahan makanan atau untuk kegiatan sesekali, sementara yang lain bahkan tidak meninggalkan kamar tidur mereka.

Menurut survei pemerintah yang dilakukan November 2022 oleh Lembaga Anak dan Keluarga, masalah ini sebenarnya sudah muncul sejak beberapa dekade terakhir tetapi Covid-19 semakin memperburuk keadaan.

Survei nasional itu menemukan di antara 12.249 responden, sekitar 2 persen orang berusia 15 hingga 64 tahun diidentifikasi sebagai hikikomori, sementara usia lainnya berkisar 15 tahun hingga 39 tahun.

Dengan persentase itu diterapkan pada total populasi Jepang, diperkirakan ada 1,46 juta pertapa sosial di negara itu.

Alasan umum yang biasa digunakan banyak masyarakat untuk isolasi sosial adalah kehamilan, kehilangan pekerjaan, sakit, pensiun dan memiliki hubungan interpersonal yang buruk - tetapi alasan utamanya adalah Covid-19, dengan lebih dari seperlima responden menyebut pandemi sebagai faktor penting dalam gaya hidup tertutup mereka.

Penelitian tersebut juga melaporkan, pandemi dapat memperburuk masalah sosial yang ada seperti kesepian, isolasi dan kesulitan keuangan, menunjuk pada peningkatan kasus bunuh diri yang dilaporkan, dan kekerasan terhadap anak dan rumah tangga.

Para ahli mengatakan hikikomori sering dianggap berasal dari masalah psikologis seperti depresi dan kecemasan, meskipun faktor sosial juga berperan, seperti norma patriarkal Jepang dan menuntut budaya kerja.

Sebagai fenomena sosial di Jepang di mana seseorang memilih untuk menarik diri dari interaksi sosial dan mengisolasi diri dalam jangka waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun, terdapat spekulasi yang menilai hikikomori dapat memengaruhi krisis populasi Jepang,

Sebagai informasi, populasi Jepang terus menurun sejak ledakan ekonomi tahun 1980-an, dengan tingkat kesuburan dan jumlah kelahiran tahunan jatuh ke rekor terendah baru beberapa tahun berturut-turut.

Sementara itu, populasi lansia membengkak karena orang-orang menua dari angkatan kerja dan pensiun, menimbulkan masalah bagi ekonomi yang sudah stagnan.

Perdana Menteri pun memperingatkan bahwa Jepang sedang berada di ambang ketidakmampuan dalam mempertahankan fungsi sosial. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper