Bisnis.com, JAKARTA - Terjadi pro-kontra terkait pemusnahan hewan kangguru di Australia. Para advokat menilai pemusnahan kangguru sebagai kebutuhan, sedangkan aktivis menentangnya sebagai praktik brutal untuk melayani kepentingan komersial.
Dikutip dari Antara pada Sabtu (1/4/2023), negara-negara bagian di Australia memiliki kuota jumlah kanguru yang dapat dibunuh secara legal.
Angka pemerintah terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 36 juta kanguru dan walaru yang termasuk dalam pengendalian populasi berada di lima negara bagian yang mengizinkan pemanenan komersial, yaitu New South Wales, Queensland, Victoria, Australia Selatan, dan Australia Barat, menurut laporan CNN.
Tahun ini, negara bagian tersebut memiliki kuota kolektif yang memungkinkan sekitar 5 juta ekor kangguru untuk dibunuh.
Menurut data dari Departemen Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan, dan Air Australia, angka pemusnahan kanguru dalam beberapa tahun terakhir jauh di bawah batas yang ditetapkan.
Sebagian besar pemusnahan dilakukan oleh pemburu berlisensi, seringkali dengan menyorotkan cahaya terang ke mata kanguru di malam hari, hingga menyebabkan kebutaan sementara, kata laporan itu.
Baca Juga
Sebagian warga Australia percaya bahwa mengendalikan populasi kanguru sangat penting untuk melindungi spesies lain. Kalangan tersebut mendukungnya sebagai kebutuhan ekologis dan lingkungan.
“Kangguru merupakan hewan yang luar biasa. Mereka adalah ikon nasional, tetapi program konservasi pemerintah ini dilakukan untuk memastikan hasil yang lebih baik bagi kesejahteraan dan kesehatan kangguru,” kata pejabat eksekutif Kangaroo Industry Association of Australia (KIAA) Dennis King dikutip dari Antara, Sabtu (1/4/2023).
Rebecca Vassarotti, menteri lingkungan untuk Wilayah Ibu Kota Australia, menegaskan kembali bahwa jumlah kanguru harus dikendalikan untuk melindungi spesies terancam punah lainnya.
“Kangguru sangat penting bagi ekosistem. Kami harus melakukan pengelolaan sistem tersebut dan terutama memastikan untuk mempertahankan populasi kanguru yang berkelanjutan,” tutur dia.
Di lain pihak, para aktivis berpendapat bahwa kanguru Australia dibunuh untuk diambil daging dan kulitnya.
Mark Pearson, mantan anggota Parlemen New South Wales yang mewakili Partai Keadilan Hewan mengatakan populasi kanguru dapat diatur dengan membiarkannya pada keadaan alaminya.
Dia menyebut kebijakan pemusnahan pemerintah sangat buruk dan kejam, menurut laporan itu. Penentang praktik tersebut telah melobi untuk larangan impor produk kanguru di AS, Uni Eropa, dan negara-negara Asia.
Aktivis mengklaim bahwa keputusan baru-baru ini oleh dua produsen pakaian dan alas kaki terkenal dunia untuk berhenti menggunakan kulit kanguru adalah karena upaya lobi mereka.
Pemerintah Australia, sementara itu, melanjutkan pembicaraan dengan beberapa negara Asia untuk meningkatkan ekspor kanguru. Produk kanguru juga merupakan bagian dari negosiasi untuk kesepakatan perdagangan bebas Australia-EU, kata laporan CNN.
Pemerintah Australia juga telah mengirim utusan ke pejabat tinggi AS dan legislator di beberapa negara bagian untuk meyakinkan mereka tentang keberlanjutan industri dan standar kesejahteraan hewan.