Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Berhenti Mengirim Informasi Persenjataan Nuklir ke AS

Wamenlu Rusia Sergei Ryabkov mengatakan Moskow telah menghentikan semua pertukaran informasi dengan AS.
Bendera Rusia berkibar di puncak gedung Konsulat Jenderal Rusia di Seattle, Washington Amerika Serikat, 26 Maret 2018./Reuters
Bendera Rusia berkibar di puncak gedung Konsulat Jenderal Rusia di Seattle, Washington Amerika Serikat, 26 Maret 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Rusia Sergei Ryabkov mengatakan Moskow telah menghentikan semua pertukaran informasi dengan AS setelah menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian senjata nuklir New START bulan lalu.

Bersama niat tersebut, militer Rusia memulai latihan dengan peluncur rudal balistik antarbenua (ICBM) Yars di Siberia sementara pertempuran di Ukraina berkecamuk dan ketegangan dengan AS meningkat.

"Tidak akan ada pemberitahuan sama sekali. Semua jenis pemberitahuan, kegiatan dalam kerangka perjanjian akan ditangguhkan dan tidak akan dilakukan terlepas dari posisi apa yang diambil AS," kata Sergei sebagaimana dilansir dari Aljazeera pada Kamis (30/3/2023), 

Sebelumnya, AS mengatakan bahwa mereka akan berhenti memberikan data rinci mengenai persediaan senjata nuklirnya kepada Moskow sebagai tanggapan atas penangguhan partisipasi Rusia dalam New START.

"Rusia belum sepenuhnya mematuhi dan menolak untuk berbagi data yang telah kami sepakati dalam New START untuk dibagikan setiap dua tahun sekali. Karena mereka menolak untuk mematuhi kami telah memutuskan untuk tidak membagikan data tersebut," tutur juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby.

Seperti diketahui, pertukaran informasi semi-tahunan antara Rusia dan AS mengenai isu-isu seperti jumlah hulu ledak nuklir dan pesawat pengebom berkemampuan nuklir di pangkalan-pangkalan tertentu telah menjadi langkah penting dalam perjanjian New START.

Bulan lalu, Presiden Vladimir Putin menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian tersebut, dengan mengatakan Moskow tidak dapat menerima inspeksi AS atas situs nuklirnya di bawah perjanjian tersebut ketika Washington dan sekutu-sekutu NATO-nya secara terbuka menyatakan kekalahan Moskow di Ukraina sebagai tujuan mereka.

Rusia menekankan bahwa mereka tidak menarik diri dari pakta START sama sekali dan akan terus menghormati pembatasan senjata nuklir yang ditetapkan oleh perjanjian tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia juga mengatakan Moskow akan terus memberi tahu AS mengenai rencana peluncuran uji coba rudal balistiknya, sebuah kesepakatan penting antara Washington dan Moskow.

Kedua negara telah bertukar pemberitahuan tentang uji coba peluncuran rudal balistik mereka sejak era Perang Dingin. Adapun, Kemenlu Rusia mengatakan Moskow akan terus mengeluarkan rudal-rudal tersebut sesuai dengan perjanjian 1988 antara AS dan Uni Soviet.

Spekulasi komentar Ryabkov mungkin merujuk pada penangguhan informasi peluncuran rudal balistik oleh Rusia, sebuah langkah yang sangat provokatif di bawah perjanjian tahun 1988 dengan cepat dibantah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper