Bisnis.com, JAKARTA - Anggota parlemen Eropa dari Prancis Thierry Mariani mengatakan bahwa perjanjian antara Moskow dan Minsk untuk mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarusia adalah tanggapan atas kebijakan Inggris yang akan memberikan amunisi uranium ke Ukraina.
Menurutnya keputusan Inggris untuk memasok amunisi uranium ke Ukraina akan membuka pintu eskalasi baru.
"Keputusan Inggris untuk menyediakan amunisi uranium ke Kyiv membuka tahap eskalasi baru," katanya dalam sebuah wawancara, seperti dilansir dari TASS, Selasa (28/3/2023).
Dia menekankan bahwa pengerahan senjata nuklir taktis di Belarus sebagai reaksi atas kebijakan Inggris.
"Saya menganggap perjanjian antara Moskow dan Minsk tentang pengerahan senjata nuklir taktis di Belarus sebagai reaksi atas keputusan London yang tidak bertanggung jawab ini," lanjutnya.
Anggota parlemen Prancis mencatat bahwa depleted uranium (DU) lebih merusak daripada amunisi konvensional. Mariani juga mengatakan bahwa pasukan NATO telah lama menyebarkan senjata nuklir di dekat perbatasan Rusia.
Baca Juga
"Saya prihatin dengan keinginan untuk eskalasi dari beberapa negara NATO," kata anggota parlemen itu.
Menurutnya, beberapa negara dari aliansi tersebut terus-menerus menambah bahan bakar ke dalam api. "Ini terutama Inggris dan Polandia, serta negara-negara Baltik," lanjutnya menekankan.
Dia menunjuk pada pernyataan baru-baru ini oleh Duta Besar Polandia untuk Prancis bahwa Warsawa akan memasuki konflik Ukraina jika Kyiv kalah.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa hal itu akan memicu partisipasi beberapa negara lainnya dalam aliansi tersebut. "Inggris juga berupaya berkontribusi pada eskalasi, yang sejalan dengan tradisi kebijakan luar negerinya. Selama 4 abad, London telah berusaha memecah benua Eropa dan selalu mendukung konflik teritorial Eropa," ujarnya.