Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Putin Ngotot Kerahkan Nuklir, Prancis Salahkan Bantuan Senjata Inggris?

Perjanjian antara Moskow dan Minsk untuk mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarusia adalah respons kebijakan Inggris yang akan memberikan amunisi uranium.
Erta Darwati
Erta Darwati - Bisnis.com 28 Maret 2023  |  14:02 WIB
Putin Ngotot Kerahkan Nuklir, Prancis Salahkan Bantuan Senjata Inggris?
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, 20 Maret 2023. Sputnik/Sergei Karpukhin - Pool via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota parlemen Eropa dari Prancis Thierry Mariani mengatakan bahwa perjanjian antara Moskow dan Minsk untuk mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarusia adalah tanggapan atas kebijakan Inggris yang akan memberikan amunisi uranium ke Ukraina.

Menurutnya keputusan Inggris untuk memasok amunisi uranium ke Ukraina akan membuka pintu eskalasi baru. 

"Keputusan Inggris untuk menyediakan amunisi uranium ke Kyiv membuka tahap eskalasi baru," katanya dalam sebuah wawancara, seperti dilansir dari TASS, Selasa (28/3/2023). 

Dia menekankan bahwa pengerahan senjata nuklir taktis di Belarus sebagai reaksi atas kebijakan Inggris. 

"Saya menganggap perjanjian antara Moskow dan Minsk tentang pengerahan senjata nuklir taktis di Belarus sebagai reaksi atas keputusan London yang tidak bertanggung jawab ini," lanjutnya. 

Anggota parlemen Prancis mencatat bahwa depleted uranium (DU) lebih merusak daripada amunisi konvensional. Mariani juga mengatakan bahwa pasukan NATO telah lama menyebarkan senjata nuklir di dekat perbatasan Rusia.

"Saya prihatin dengan keinginan untuk eskalasi dari beberapa negara NATO," kata anggota parlemen itu. 

Menurutnya, beberapa negara dari aliansi tersebut terus-menerus menambah bahan bakar ke dalam api.  "Ini terutama Inggris dan Polandia, serta negara-negara Baltik," lanjutnya menekankan.

Dia menunjuk pada pernyataan baru-baru ini oleh Duta Besar Polandia untuk Prancis bahwa Warsawa akan memasuki konflik Ukraina jika Kyiv kalah. 

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa hal itu akan memicu partisipasi beberapa negara lainnya dalam aliansi tersebut. "Inggris juga berupaya berkontribusi pada eskalasi, yang sejalan dengan tradisi kebijakan luar negerinya. Selama 4 abad, London telah berusaha memecah benua Eropa dan selalu mendukung konflik teritorial Eropa," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

prancis Perang Rusia Ukraina Ukraina
Editor : Edi Suwiknyo

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top