Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Honduras mengakui bahwa kondisi ekonomi yang kurang baik membuat harus menarik investasi baru dan mengurangi beban utang, sehingga menjadi alasan utama memutuskan menjalin hubungan resmi dengan China dan meninggalkan Taiwan.
Dikutip melalui Channel News AsiaKamis (16/3/2023), Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Enrique Reina mengakui keputusan pemerintah itu karena negara Amerika Tengah tersebut sedang terlilit utang, termasuk utang sebesar US$600 juta atau sekitar Rp9,25 triliun kepada Taiwan.
Pemerintah Honduras tengah terbelit utang sekitar US$8 miliar atau sekitar Rp123,44 triliun pada kuartal III/2022, sehingga memaksa negara untuk memformalkan hubungan diplomatik dengan China.
Honduras pun telah menghubungi Kedutaan Besar China di Kosta Rika untuk memulai pembicaraan sesuai dengan instruksi Presiden Honduras Xiomara Castro.
Apalagi saat ini, Honduras adalah salah satu negara termiskin di kawasan Amerika Tengah dengan hampir 74 persen dari hampir 10 juta penduduknya hidup dalam kemiskinan.
Reina mengatakan Honduras telah meminta Taiwan untuk menggandakan bantuan sebesar US$50 juta per tahun dan juga menjajaki penyesuaian utangnya sebesar US$600 juta ke negara itu, tetapi tidak mendapat tanggapan positif, padahal Honduras dan Taiwan telah mempertahankan hubungan diplomatik selama lebih dari 80 tahun.
Baca Juga
"Kami membutuhkan investasi dan kerja sama. Kebutuhan Honduras sangat besar dan kami tidak mendapatkan itu dari Taiwan," katanya dikutip melalui Channel News Asia, Kamis (16/3/2023).
Reina pun menyebut bahwa keputusan ini harus diambil karena Honduras membutuhkan energi, kebijakan sosial, dan pembayaran utangnya yang menenggelamkan negara.
Dia mengatakan Honduras membayar US$2,2 miliar pada tahun lalu dan harus membayar US$2,3 miliar lagi tahun ini untuk utang eksternal dan internalnya, yang jumlahnya mencapai US$20 miliar.
“Idenya adalah mencari mekanisme untuk investasi (dan) perdagangan yang lebih besar,” ujarnya.
Ini melanjutkan tren baru-baru ini di kawasan Amerika Tengah, Nikaragua, El Salvador, Panama, Republik Dominika, dan Kosta Rika, mengalihkan pengakuan diplomatik ke China.