Bisnis.com, JAKARTA - Badan Geologi mencatat terjadi rentetan awan panas guguran (APG) di Gunung Merapi bersumber dari longsoran kubah lava Barat Daya, Sabtu (11/3/2023). Hingga pukul 15.00 WIB tercatat 21 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 4 kilometer ke arah Barat Daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menuturkan angin di sekitar Gunung Merapi bertiup ke arah barat laut-utara. Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke sejumlah tempat terutama di sisi Barat Laut-Utara Gunung Merapi dan mencapai Kota Magelang.
“Aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi, pekan ini guguran lava teramati sebanyak 19 kali ke arah Barat Daya (hulu Kali Boyong, Kali Bebeng dan Kali Sat/Putih) dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter,” kata Agus melalui siaran pers, Sabtu (11/3/2023).
Adapun suara guguran itu terdengar dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan sebanyak 6 kali dengan intensitas kecil hingga sedang. Aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi.
Seismisitas internal seperti gempa vulkanik dalam (VTA) terjadi sebanyak 77 kejadian per hari, gempa vulkanik dangkal (VTB) 1 kejadian per hari, gempa Multifase (MP) 6 kejadian per hari, dan gempa guguran sebanyak 44 kejadian per hari. Sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 0.5 cm per hari.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, maka aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih berada pada tingkat “Siaga” (Level III).
Potensi bahaya saat ini masih tetap berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor Tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Seperti diberitakan sebelumnya, petugas pemantau Gunung Merapi Pos Babadan Yulianto di Magelang, mengatakan awan panas guguran terjadi pada pukul 12.12 WIB. Beberapa daerah terdampak hujan abu, yakni Kecamatan Dukun, Sawangan, dan sebagian Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.
Yulianto menyebut sejumlah desa yang telah melaporkan terjadi hujan abu, antara lain Paten, Keningar, Mangunsuko, Dukun, dan Sengi untuk wilayah Kabupaten Magelang.
Kemudian untuk wilayah Boyolali, yakni Tlogolele, Klakah, Jrakah, Wonolelo, dan Krogowanan. "Ketebalan abu tidak begitu tebal karena tersapu angin," katanya.
Badan Geologi melalui PVMBG-BPPTKG telah menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga sejak 5 November 2020. Gunung Merapi dinyatakan memasuki masa erupsi efusif pada 4 Januari 2021 yang ditandai dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.
Saat ini, Gunung Merapi memiliki 2 kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah. Berdasarkan analisis foto udara pada 13 Januari 2023 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.598.700 m3 dan kubah tengah sebesar 2.267.400 m3. Kedua kubah lava ini apabila longsor secara masif berpotensi menimbulkan awan panas sejauh maksimal 7 km ke arah barat daya dan 5 km ke arah Selatan-Tenggara.