Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Rommy mengungkap kemungkinan potensi pecah kongsi antar tiga partai politik (parpol) anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Pecah kongsi itu terkait dengan berbeda pendapat soal calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) yang bakal diusung pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
KIB merupakan koalisi yang terdiri dari PPP, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN). KIB sudah dideklarasikan pada medio Mei 2022 namun hingga kini belum menentukan capres dan cawapres usungan.
“Bisa saja KIB nanti berbeda aspirasi ujungnya soal capres dan cawapres,” ungkap Rommy saat dihubungi, Selasa (7/3/2023).
Dia menjelaskan, KIB memang sudah melampaui aturan batas ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20 persen. Namun, masing-masing parpol masih mencari nama capres atau cawapres untuk diusulkan.
Rommy mengatakan, ketika partai kemungkinan punya preferensi masing-masing. Apalagi, lanjutnya, mereka sudah memberi kode nama-nama tertentu.
Baca Juga
“PAN di Rakernas sudah sebut Ganjar-Erick. Di PPP untuk capres belum diputuskan, dan untuk cawapres masih ada nama Erick dan Sandi. Di Partai Golkar malah belum ada nama,” ungkapnya.
Golkar sendiri beberapa kesempatan menyatakan ketua umumnya, Airlangga Hartarto, merupakan capres usungan partai.
Meski begitu, Rommy membantah KIB berpotensi bubar. Dia mengatakan saat ini ketiga parpol KIB sedang berkomunikasi dengan parpol di luar koalisi sebab tiga capres potensial dengan elektabilitas tertinggi sudah dipunyai poros koalisi lain.
“Realitasnya, Ganjar kader PDIP, Prabowo kader Gerindra, dan Anies non partai,” jelasnya.