Bisnis.com, JAKARTA – PDI Perjuangan (PDIP) menggoda Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk berkoalisi bersama di Pilpres 2024, setelah kedua elite partai itu bertemu pada pekan lalu.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy alias Rommy bertemu Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pada Rabu (1/3/2023) di markas PDIP, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan itu, menurut Rommy, mereka membahas soal kemungkinan koalisi.
“Tentu tidak terhindarkan kita juga membahas kemungkinan-kemungkinan koalisi karena pilpres juga sudah dekat. Ajakan koalisi kepada PPP oleh Mas Hasto sebenarnya sudah lama, sejak Plt. Ketum Pak Harso [Suharso Monoarfa],” jelas Rommy saat dihubungi, Senin (6/3/2023).
Dia mengatakan alasannya Hasto mengajak PPP berkoalisi karena salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Almarhum Maimoen Zubair. Saat itu, Maimoen memberi pesan khusus ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Apalagi, lanjut Rommy, PPP dan PDIP punya sejarah kerja sama yang panjang seperti saat Mega berpasangan dengan Hamzah Haz jadi presiden dan wakil presiden pada 2001-2024.
“Amanat almarhum Mbah Maimoen sebelum wafat ke Bu Mega untuk ikut menjaga PPP; yang kedua sejarahnya ada zaman Mega-Hamzah maupun yang mutakhir Ganjar-Yasin,” ungkapnya.
Baca Juga
Meski begitu, dia menekankan bahwa sekarang ini semua masih penjajakan. Keputusan akhir, ada di musyawarah kerja nasional (mukernas) PPP yang akan segera diselenggarakan.
Sementara itu, Rommy mengakui PPP saat ini sudah bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Meski begitu, menurutnya, belum ada kepastian PPP akan tetap di KIB.
“KIB itu kan istilah anak muda sekarang baru ‘pacaran’. Bahkan tunangan saja belum, tentu berlanjut pernikahan. Kata para pejuang cinta, sebelum janur melengkung usaha tak boleh kendor,” ucapnya.