Bisnis.com, JAKARTA - Artileri Rusia menggempur rute terakhir keluar dari Bakhmut pada Jumat (3/3/2023), untuk menyelesaikan pengepungan kota di Ukraina dan mendekatkan Moskow kepada kemenangan besar pertamanya dalam setengah tahun terakhir setelah pertempuran paling berdarah itu.
Melansir Reuters, Sabtu (4/3/2023), kepala tentara swasta atau tentara bayaran Wagner mengatakan kota itu, yang telah hancur berkeping-keping dalam serangan selama lebih dari tujuh bulan, hampir seluruhnya dikepung dengan hanya satu jalan yang masih terbuka untuk pasukan Ukraina.
Di lokasi kejadian, penembakan intens oleh pasukan Rusia terhadap rute yang mengarah ke barat keluar dari Bakhmut, merupakan upaya nyata untuk memblokir akses pasukan Ukraina masuk dan keluar kota. Sebuah jembatan di kota terdekat Khromove rusak ditembak tank Rusia.
Tentara Ukraina sedang bekerja untuk memperbaiki jalan yang rusak dan mengerahkan lebih banyak pasukan menuju ke garis depan. Ini sebagai tanda bahwa Ukraina belum siap untuk menyerahkan kota itu. Di sebelah barat, Ukraina sedang menggali parit baru untuk posisi bertahan.
Kantor berita Rusia, merilis sebuah video yang menunjukkan pejuang Wagner berjalan di dekat fasilitas industri yang rusak. Seorang pejuang terdengar mengatakan tentara Ukraina sedang menghancurkan infrastruktur di permukiman dekat Bakhmut untuk mencegah pengepunganoleh Rusia.
Komandan pasukan darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengunjungi Bakhmut pada Jumat (2/2/2023) untuk pengarahan dengan komandan setempat tentang cara meningkatkan kapasitas pertahanan pasukan garis depan.
Denys Yaroslavskyi, Komandan Unit Tentara Ukraina di Bakhmut, mengatakan kepada Espreso TV bahwa sebagian dari beberapa unit telah diperintahkan untuk dirotasi ke posisi yang lebih aman, menggambarkan situasi sejak pagi sebagai "rumah jagal di kedua sisi."
Kemenangan Rusia di Bakhmut, dengan populasi sebelum perang sekitar 70.000, akan memberikan hadiah besar pertama dalam serangan musim dingin yang mahal, setelah memanggil ratusan ribu pasukan cadangan tahun lalu. Rusia mengatakan itu akan menjadi batu loncatan untuk menyelesaikan perebutan kawasan industri Donbas, salah satu tujuan terpenting Moskow.
Sebelum perang, Bakhmut dikenal dengan tambang garam dan gipsum. Ukraina mengatakan kota itu memiliki nilai strategis yang kecil dan korban besar yang diderita Rusia saat mencoba merebut Bakhmut dapat mempengaruhi jalannya konflik.