Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Desak Rusia Izinkan AS Periksa Cadangan Nuklirnya

Uni Eropa mendesak Rusia mengizinkan AS untuk melakukan inspeksi terhadap cadangan nuklirnya. 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di luar Kota Enerhodar di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina yang dikuasai Rusia, 24 November 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko/File Foto
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di luar Kota Enerhodar di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina yang dikuasai Rusia, 24 November 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Layanan Tindakan Eksternal Uni Eropa (UE) menyatakan bahwa Rusia harus mengizinkan Amerika Serikat (AS) untuk melakukan inspeksi terhadap cadangan nuklirnya. 

UE percaya bahwa Rusia harus mematuhi kewajibannya di bawah perjanjian dengan AS tentang pengurangan senjata ofensif strategis dan mengizinkan inspeksi AS dengan pertimbangan dokumen itu. 

"Uni Eropa meminta Rusia untuk memenuhi kewajibannya di bawah perjanjian dengan memfasilitasi inspeksi di wilayah Rusia, dan berpartisipasi dalam badan Implementasi Perjanjian, Komisi Konsultatif Bilateral dalam kerangka waktu yang ditetapkan perjanjian," kata dokumen itu, seperti dilansir dari TASS, Rabu (22/2/2023). 

Rusia menunda pertemuan Komisi Konsultasi Bilateral tanpa batas waktu, dan komisi menetapkan tanggal lain untuk pemeriksaan yang akan datang.

Layanan kebijakan luar negeri Uni Eropa menyatakan penyesalannya tentang keputusan Rusia untuk menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian tersebut, yang menurutnya merusak kerangka keamanan Eropa.

"Dengan meningkatkan prediktabilitas dan saling percaya di antara dua negara senjata nuklir terbesar, Perjanjian ini membatasi persaingan strategis dan meningkatkan stabilitas strategis," katanya.

Perjanjian antara AS dan Rusia tentang Tindakan untuk Pengurangan Lebih Lanjut dan Pembatasan Senjata Serangan Strategis ditandatangani pada tahun 2010 dan mulai berlaku pada 5 Februari 2011.

Keputusan untuk menangguhkan partisipasi Rusia dalam dokumen tersebut yang diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam Pidato Kenegaraannya pada Selasa (21/2/2023). 

Dia menekankan bahwa sebelum melanjutkan diskusi lebih lanjut dalam kerangka perjanjian, Rusia ingin mengklarifikasi persenjataan kekuatan nuklir NATO lainnya, Inggris Raya dan Prancis akan dihitung dalam perjanjian bersama potensi nuklir AS.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa keputusan tersebut dapat dibatalkan jika AS melakukan upaya untuk melanjutkan fungsi penuh perjanjian tersebut. 

Rusia akan tetap berkomitmen pada pembatasan senjata ofensif strategis di bawah perjanjian selama itu masih berlaku.

Kementerian itu menekankan bahwa Rusia akan terus bertukar informasi dengan AS tentang peluncuran ICBM (rudal balistik antarbenua) dan SLBM (rudal balistik yang diluncurkan kapal selam) berdasarkan perjanjian yang sesuai antara bekas Uni Soviet dan AS tahun 1988 .

Menurut Kementerian itu, Rusia akan terus mengawasi tindakan AS dan sekutunya baik di bidang senjata ofensif strategis maupun di bidang keamanan internasional dan stabilitas strategis secara umum, serta menganalisis tindakan ini untuk kemungkinan bahaya bagi kepentingan Rusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper