Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Filipina Murka Gegara China Sorot Laser di Laut China Selatan

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr memanggil duta besar China setelah China menggunakan laser kelas militer untuk menghalau penjaga pantai Filipina.
Ferdinand Bongbong Marcos Jr. pada rapat umum di Tagum City, Filipina, Kamis./Istimewa
Ferdinand Bongbong Marcos Jr. pada rapat umum di Tagum City, Filipina, Kamis./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Filipina mengecam aksi agresif yang dilakukan penjaga pantai China di Laut China Selatan. China dilaporkan menggunakan laser kelas militer terhadap kapal patroli Filipina pada Selasa (14/2/2023).

Dilansir Reuters, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr memanggil duta besar China atas tindakan militer China tersebut. Kejadian ini juga sempat membuat salah satu awaknya mengalami gangguan penglihatan.

Insiden tersebut telah memicu ketegangan diplomatik yang telah berlangsung lama antara Filipina dan China atas klaimnya di Laut Cina Selatan. Klaim tersebut dibatalkan oleh pengadilan internasional di Den Haag pada tahun 2016.

“Saya menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya frekuensi dan intensitas tindakan yang dilakukan oleh China terhadap Penjaga Pantai Filipina dan nelayan Filipina", ungkap Macros dalam sebuah pernyataan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Filipina Teresita Daza mengatakan tindakan agresif China ini mengganggu stabilitas kawasan.

Sebagai tanggapan, Duta Besar China untuk Filipina Huang Xilian mengatakan bahwa ia telah berdiskusi dengan Marcos tentang bagaimana mengimplementasikan konsensus yang dicapai oleh kedua negara dalam mengelola perbedaan-perbedaan maritim selama kunjungan Macros ke China.

Cina mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, dan perairan tersebut telah menjadi salah satu dari banyak titik konflik dan menjadi sumber ketegangan antara China dan beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Filipina.

Laut ini kaya akan minyak, gas, dan ikan. Sekitar US$3 triliun perdagangan yang dibawa oleh kapal melewati laut ini setiap tahun.

Dalam sebuah tweet pada hari Selasa, Duta Besar Jepang untuk Filipina Koshikawa Kazuhiko juga menyatakan keprihatinan serius tentang perilaku berbahaya terhadap kapal-kapal Filipina.

"Semua negara harus menghormati ketertiban maritim berdasarkan hukum internasional. Kami dengan tegas menentang tindakan apa pun yang meningkatkan ketegangan,” kata Kazuhiko.

Saat kejadian itu, pasukan penjaga pantai Filipina sedang mendukung misi angkatan laut untuk mengirimkan makanan dan pasokan kepada pasukan di Second Thomas Shoal, 105 mil laut (195 km) di lepas pantai provinsi Palawan, Filipina, di Laut Cina Selatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper