Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

99 Persen Masyarakat RI Sudah Punya Antibodi, Booster Kedua Masih Perlu?

Vaksinasi hingga dosis booster masih tetap dianjurkan guna meningkatkan kadar antibodi. 
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 dosis penguat atau booster saat digelar Gebyar Vaksin Booster di Polres Madiun Kota, Jawa Timur, Jumat (27/1/2023). Kegiatan tersebut melayani anggota Polri dan masyarakat umum yang membutuhkan vaksinasi dosis penguat atau booster pertama dan kedua guna percepatan vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/Siswowidodo/foc.
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 dosis penguat atau booster saat digelar Gebyar Vaksin Booster di Polres Madiun Kota, Jawa Timur, Jumat (27/1/2023). Kegiatan tersebut melayani anggota Polri dan masyarakat umum yang membutuhkan vaksinasi dosis penguat atau booster pertama dan kedua guna percepatan vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/Siswowidodo/foc.

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis hasil sero survei Januari 2023, yang menunjukkan bahwa 99 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19.

Kendati demikian, vaksinasi hingga dosis booster masih tetap dianjurkan guna meningkatkan kadar antibodi. 

Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes Syarifah Liza Munira mengatakan bahwa kadar antibodi pada 99 persen masyarakat itu berbeda-beda. Kadar antibodi semakin meningkat sesuai dengan tahapan vaksin yang sudah dijalani, mulai dari dosis pertama, kedua, booster (ketiga), bahkan hingga booster kedua. 

"Kadar antibodinya beda-beda, kadar terbesar ada di yang sudah melakukan booster. Semakin lengkap status vaksinnya semakin tinggi kadar antibodinya," jelasnya pada konferensi pers di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (3/2/2023). 

Syarifah menegaskan bahwa vaksinasi dosis penguat atau booster masih penting untuk dilakukan, apalagi saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah infeksi. Saat ini, vaksin yang beredar baru bisa meningkatkan kadar antibodi dan meminimalkan dampak infeksi.

Di sisi lain, kendati antibodi masyarakat semakin tinggi dan massal, pemberian booster kedua pun masih dianjurkan namun dengan kelompok prioritas yakni kelompok lanjut usia (lansia) dan tenaga kesehatan.

Hal tersebut kendati masyarakat berumur 18 tahun sudah diperbolehkan untuk melakukan vaksinasi booster kedua. 

Namun demikian, perempuan yang dilantik menjadi Kepala BKPK pada Desember 2022 itu menitikberatkan pada fakta bahwa masih banyak masyarakat yang saat ini belum melengkapi status vaksinasinya. 

"Ini masih juga banyak yang status vaksinasinya belum lengkap. Jadi anjuran Kementerian Kesehatan jelas yaitu untuk melengkapi status vaksinasi," tutur Syarifah. 

Pada kesempatan yang sama, Ahli Epdemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menjelaskan awalnya booster kedua difokuskan untuk kelompok yang paling berisiko, yakni lansia atau masyarakat dengan komorbid.

Hasil sero survei yang dilakukan awal tahun itu, lanjut Pandu, juga belum bisa menjawab mengenai urgensi vaksinasi booster kedua. Namun demikian, tidak berarti booster kedua tidak perlu dilakukan.

"Kalau memang ada keinginan dari masyarakat [untuk booster kedua], tidak ada salahnya pemerintah membuka opsi selama tersedia vaksinnya. Tetapi, prioritasnya adalah melengkapi vaksinasi, karena masih banyak masyarakat yang belum melengkapi vaksinasinya," tuturnya. 

Untuk diketahui, hasil sero survei Januari 2023 menunjukkan 99 persen masyarakat Indonesia telah memiliki antibodi, atau lebih banyak dari survei Juli 2022 yakni 98,5 persen. 

Seperti diketahui, pengumpulan data sero survei dilakukan salah satunya oleh Kemenkes dan FKM UI dengan bantuan beberapa jejaring laboraturium. Pengumpulan data dilakuakn kepada orang yang sama sejak Desember 2021 dan Juli 2022. 

Kemudian, sero survei pada Januari 2023 diikuti oleh 16.286 responden atau 94 persen dari target yang dipasang Kemenkes yakni 17.315 responden. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper