Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDIP Sentil Parpol Hobi Impor Pangan dan Kasus Korupsi, Siapakah?

Elite PDIP menyentil parpol yang hobi impor pangan dan menyinggung sejumlah kasus korupsi. Siapakah?
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat berbicara di Kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (28/7/2022)./Istimewa
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat berbicara di Kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (28/7/2022)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyentil partai politik (parpol) yang hobi impor pangan dan menyinggung sejumlah kasus korupsi.

Hal itu disampaikan Hasto dalam sambutannya di acara Seminar Nasional Daulat Pangan Wujudkan Kesejahteraan Petani dan Konsolidasi Program Mari Sejahterakan Petani (MSP) di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023).

Hasto awalnya menyampaikan, jika Indonesia mempunyai semangat berdaulat di bidang pangan, maka impor tidak diperlukan lagi.

"Jadi dari hulunya, kalau kita punya spirit Indonesia bisa berdaulat di bidang pangan, Indonesia bisa berdikari di bidang pangan, maka tanpa melalui impor kita bisa memproduksi pangan oleh anak bangsa, petani-petani Indonesia," katanya.

Namun, pemerintahan hari ini mewakili banyak kepentingan. Menurutnya, terlalu banyak partai yang ada di pemerintahan.

Untuk itu, dia menyampaikan, PDIP tidak bisa membentuk pemerintahan sendiri karena kekuatannya belum cukup untuk itu.

“Karena adanya partai-partai yang banyak di pemerintahan, maka muncul platform masing-masing,” tukasnya.

Hasto lantas menyinggung adanya partai yang hobinya melakukan impor. Bahkan, menyinggung sejumlah berbagai hal kasus korupsi.

"Ada partai yang hobi mengimpor pangan. Beberapa waktu lalu yang namanya minyak goreng saja ada yang dikorupsi, yang namanya garam ada yang dikorupsi saudara-saudara sekalian. Betul?" katanya.

Para peserta acara menjawab kompak, “betul.”

Padahal, Indonesia bisa memanfaatkan wilayahnya. Misalnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT yang curah hujannya rendah, bisa untuk memproduksi garam lewat penguapan.

"Padahal kita bisa, yang namanya daerah NTT itu curah hujannya itu rendah, untuk merancang pabrik garam, ini sederhana prosesnya. Hanya penguapan saja sudah jadi garam itu," pungkasnya.

Saat wartawan bertanya siapa pihak yang dimaksud hobi impor itu, Hasto menjawab: “wartawan seperti tidak tahu saja, beritanya sudah banyak kan.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper