Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyampaikan, bom bunuh diri di masjid membuat perekonomian di negara Asia Selatan itu semakin terjerumus ke dalam krisis di tengah turunnya nilai tukar terhadap dolar dan percepatan inflasi.
Hal ini membuat pemerintah pada akhirnya memutuskan untuk mengamankan paket bailout senilai US$6,5 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Melansir Bloomberg, Rabu (1/2/2023), bom bunuh diri di masjid yang berada di markas polisi di Peshawar, Pakistan pada Senin (30/1/2023) disebut sebagai tragedi pengeboman terburuk selama lebih dari empat tahun terakhir.
Peristiwa ini setidaknya telah menewaskan sekitar 100 orang dan menyebabkan puluhan lainnya terluka.
Kepala Polisi Peshawar Mohammad Ijaz Khan mengatakan, banyaknya korban berjatuhan dalam aksi pengeboman ini menjadi hal menyedihka.
Kebanyakan korban adalah warga yang kerap ibadah salat di masjid itu. Menurutnya, sekitar 300-400 orang salat di masjid tersebut per harinya.
Baca Juga
Adapun, tragedi ini mencatat korban tewas tertinggi kedua setelah serangan dalam rapat umum pemilihan kelompok negera Islam pada 2018 yang menewaskan sedikitnya 159 orang.
Kemenangan Taliban
Sementara itu, lonjakan kekerasan di Pakistan mulai tercatat sejak Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan tahun lalu. Serangan ini ternyata bukan hanya berpengaruh pada aspek kemanusiaan, tetapi juga pada ekonomi negara.
Untuk diketahui, Peshawar yang menjadi kota yang berbatasan langsung dengan Afghanistan telah lama menjadi tempat beberapa kekerasan terburuk yang terjadi di Pakistan selama beberapa tahun terakhir.
Pada 2014, misalnya, kota tersebut juga menjadi tempat meledaknya serangan yang dilakukan oleh Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).
Serangan yang terjadi di sekolah militer itu telah menewaskan sebanyak 150 warga, yang mayoritasnya merupakan anak-anak.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Institut Studi Konflik dan Keamanan Pakistan, kekerasan militan di wilayah tersebut melonjak hingga 22 persen pada 2022.