Bisnis.com, SOLO - Puluhan ribu Warga Negara Indonesia (WNI) datangi Taiwan. Padahal negara tersebut sedang bermasalah dengan China.
Seperti diketahui, konflik antara Beijing dan Taipei kembali memanas belakangan ini. Apalagi Taiwan sangat mesra dengan AS.
Taiwan bahkan mulai berani meminta bantuan berupa senjata untuk melawan China.
Sejak akhir tahun 2022 lalu, pemerintah AS sedang mempertimbangkan rencana untuk bersama-sama memproduksi senjata dengan Taiwan.
Presiden AS telah menyetujui lebih dari 20 miliar dollar penjualan senjata ke Taiwan sejak 2017 karena China telah meningkatkan tekanan militer terhadap pulau yang diatur secara demokratis yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri itu.
Kementerian Luar Negeri Taiwan menolak berkomentar, tetapi menegaskan kembali bahwa hubungan Taiwan-AS "dekat dan bersahabat".
"Amerika Serikat sedang melihat semua opsi untuk memastikan transfer kemampuan pertahanan yang cepat ke Taiwan," kata kementrian.
Di tengah memanaskan konflik yang bisa berujung peperangan, puluhan ribu orang Indonesia malah terbang ke Taiwan karena tergiur dengan gaji yang tinggi.
Ya, puluhan ribu WNI tersebut bekerja sebagai ART di Taiwan karena tertarik dengan gaji bulanan yang mencapai Rp10 jutan.
Berdasarkan catatan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jabar, selama 2022, sebanyak 10.318 masyarakat Jawa Baret, yang didominasi oleh ibu-ibu, berangkat ke Taiwan.
Data ini baru dari wilayah Jawa Barat dan belum termasuk wilayah lain seperti Jawa Timur yang jumlah TKI-nya ke Taiwan juga cukup banyak.