Bisnis.com, SOLO - Tank Abrams menjadi salah satu alutsista yang diminta oleh Ukraina untuk membantu mereka berperang di darat.
Akan tetapi, AS sempat menolak permintaan Kyiv tersebut lantaran Abrams dianggap terlalu canggih untuk negara tersebut.
Wakil Menteri Pertahanan Colin Kahl mengatakan jika Ukraina belum waktunya mendapat tank Abrams karena teknologinya yang terlalu canggih.
"Saya hanya berpikir kita belum sampai. Tank Abrams adalah peralatan yang sangat rumit. Itu mahal. Sulit untuk digunakan. Itu memiliki mesin jet," kata Colin Kahl.
Senada dengan Kahl, Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan bahwa mengingat biaya untuk memelihara Abrams, tidak masuk akal untuk memberikannya kepada Ukraina saat ini.
Setelah melakukan perudingan, laporan WSJ menyebut jika AS dan Joe Biden akan mengirimkan 30 tank Abrams ke Ukraina.
Akan tetapi, mereka menolak mengatakan kapan pengiriman akan dilakukan. Laporan menyebut jika AS kemungkinan baru bisa benar-benar mengirim tank tersebut ke Kyiv paling cepat dalam 12 bulan ke depan.
Menteri pertahanan Jerman, Boris Pistorius, mengatakan kepada televisi Jerman pekan lalu bahwa tank Jerman dan AS tidak perlu disediakan pada saat yang sama.
Itu artinya, paket tank Abrams mungkin baru akan dikirim ke Ukraina setahun atau dua tahun lagi, paling cepat.
Dengan masih lamanya pengiriman tank Abrams dari AS ke Ukraina, Rusia tampak masing anteng-anteng saja menyikapi hal tersebut.
Sementara dalam waktu dekat, kemungkinan tank Leopard 2 buatan Jerman yang akan lebih dahulu dikirim ke Ukraina.