Bisnis.com, SOLO - Tank Abrams menjadi salah satu alutsista andalan AS yang diminta Ukraina untuk menghalau serangan Rusia.
Akan tetapi, Washington belum mau memberikan Kyiv salah satu alutsista canggihnya tersebut karena merasa Ukraina belum siap dengan teknologinya.
Seperti diketahui, AS telah menjamin Ukraina puluhan miliar dolar dalam bantuan militer, termasuk hampir semua hal mulai dari artileri hingga kendaraan lapis baja.
Akan tetapi tank M1 Abrams yang kuat tidak disertakan dalam paket bantuan, meskipun Kyiv sudah lama berteriak meminta tank tersebut kepada Ukraina.
Wakil Menteri Pertahanan Colin Kahl mengatakan jika Ukraina belum waktunya mendapat tank Abrams karena teknologinya yang terlalu canggih.
"Saya hanya berpikir kita belum sampai. Tank Abrams adalah peralatan yang sangat rumit. Itu mahal. Sulit untuk digunakan. Itu memiliki mesin jet," kata Colin Kahl.
Senada dengan Kahl, Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan bahwa mengingat biaya untuk memelihara Abrams, tidak masuk akal untuk memberikannya kepada Ukraina saat ini.
Mengenal Tank Abrams
Tank M1 Abrams, produk lapis baja berat dari apa yang sekarang menjadi General Dynamics Land Systems tetapi Chrysler Defense.
Tank ini dikembangkan pada tahun 1970-an sebagai pengganti tank M60 Angkatan Darat yang saat usianya sudah dianggap tua untuk ukuran tank modern.
Tank Abrams kali pertama digunakan pada tahun 1980, tetapi alutsista ini tak pernah terlihat di medan pertempuran sampai Perang Teluk pada awal 1990-an.
Lebih dari 2.000 tank Abrams dikerahkan dengan unit tempur selama perang, dan hanya 23 yang rusak atau hancur. Dari sembilan yang hancur, tidak ada yang hilang akibat aksi musuh.
Pantas jika Ukraina begitu ngebet dengan alutsista yang satu ini. M1A2 modern berbobot lebih dari 70 ton, ditenagai oleh mesin turbin gas AGT1500 yang menghasilkan 1.500 tenaga kuda untuk kecepatan hingga 42 mph.
Abrams juga dipersenjatai dengan meriam utama 120mm, senapan mesin kaliber M2 .50, dan sepasang M240 7.62.
Satu tank Abrams bisa menpung empat orang yang terdiri dari empat tentara, khususnya penembak, pemuat, pengemudi, dan komandan
Abrams dapat memberikan mobilitas, daya tembak, dan, mungkin yang paling penting, efek kejut yang diperlukan untuk mengeksploitasi titik lemah di garis musuh dan mengejar terobosan ofensif.