Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Duma Negara Bagian Vyacheslav Volodin memperingatkan pada Minggu (22/1/2023) bahwa pasokan senjata ke Ukraina oleh Amerika Serikat (AS) dan NATO untuk serangan terhadap Rusia akan mengarah pada penggunaan senjata yang lebih kuat.
Menurutnya, pasokan senjata ke Kyiv akan menyebabkan konflik global, dan terjadinya ancaman serangan balasan.
“Pasokan senjata ofensif ke rezim Kyiv akan menyebabkan bencana global," katanya di saluran Telegram, seperti dilansir dari TASS, Minggu (22/1/2023).
Dia mengatakan pengiriman senjata ke Ukraina memicu provokasi pembalasan, dan penggunaan senjata yang lebih kuat di masa depan.
"Jika Washington dan negara-negara NATO mengirim senjata yang akan digunakan untuk menyerang kota-kota damai atau upaya menduduki tanah kami, ancaman yang telah mereka buat, ini akan memprovokasi pembalasan, langkah-langkah dengan penggunaan senjata yang lebih kuat," lanjutnya.
Anggota parlemen senior Rusia mengecam argumen dari negara lainnya yang menyatakan bahwa kekuatan nuklir tidak pernah menggunakan senjata pemusnah massal dalam konflik lokal.
"Kekuatan itu tidak pernah menghadapi situasi di mana keamanan warganya atau integritas teritorialnya dipertaruhkan," tambahnya.
Pembicara Duma Negara meminta anggota Kongres AS, Bundestag Jerman, Majelis Nasional Prancis, dan anggota parlemen Eropa lainnya untuk menyadari tanggung jawab mereka terhadap umat manusia.
“Dengan keputusan mereka, Washington dan Brussel mendorong dunia ke perang yang membawa bencana ke operasi militer yang akan sangat berbeda dari apa yang telah mereka lihat sejauh ini, ketika hanya infrastruktur militer dan kritis yang digunakan oleh rezim Kyiv yang diserang," katanya.
Volodin menekankan bahwa dengan keunggulan teknologi senjata Rusia, Barat harus menyadari bahwa keputusannya dapat memicu bencana global.
"Mengingat keunggulan teknologi senjata Rusia, politisi Barat yang telah membuat keputusan seperti itu harus menyadari bahwa ini dapat menyebabkan bencana global yang akan berdampak ke negara mereka," lanjut Volodin menyimpulkan.