Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Nano Riantiarno, Pendiri Teater Koma yang Wafat Pagi Ini

Nano Riantiarno lahir di Cirebon, Jawa Barat pada 6 Juni 1949. Dia telah menggeluti dunia teatrikal sejak umurnya baru menginjak usia 16 tahun.
Yockie Suryo Prayogo (tengah) bersama Nano Riantiarno (kiri) dan Elfas Secioria (kanan)./Facebook-Yockie Suryo Prayogo
Yockie Suryo Prayogo (tengah) bersama Nano Riantiarno (kiri) dan Elfas Secioria (kanan)./Facebook-Yockie Suryo Prayogo

Bisnis.com, JAKARTA - Aktor sekaligus pendiri Teater Koma, Norbertus Riantiarno atau yang akrab disapa Nano itu meninggal dunia pada Jumat (20/1/2023) pagi. Informasi ini telah dikonfirmasi oleh istri Nano, Ratna Riantiarno melalui akun Instagram pribadinya @ratnariantiarno. 

Melansir laman resmi Teater Koma, Nano yang lahir di Cirebon, Jawa Barat pada 6 Juni 1949 ternyata telah menggeluti dunia teatrikal sejak umurnya baru menginjak usia 16 tahun. Ketertarikan pada teater muncul setelah dirinya bergabung dalam kelompok kesenian Tunas Tanah Air Cirebon pada 1965. 

Kecintaannya terhadap teater itu lah yang kemudian membuat Nano memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) Jakarta pada 1967. 

Di sela-sela kesibukan waktu perkuliahannya, Nano yang ingin mengetahui teater secara lebih dalam itu memutuskan untuk meluangkan waktunya berguru kepada Arifin C. Noer dengan menjadi anggota Teater Kecil. 

Adapun, Teater Kecil menjadi tempat di mana Nano akhirnya bertemu dengan pujaan hatinya, Ratna Madjid Riantiarno yang hingga akhir hayat menemaninya. 

Mengutip dari laman resmi Teater Koma, Nano yang menjadi pendiri Teater Koma ini ternyata juga sempat ikut mendirikan teater yang menjadi garda terdepan teater modern di Indonesia, yakni Teater Populer pada 1968. Namun, keputusan Nano untuk bergabung dalam Teater Populer tidak berlangsung lama. 

Pada 1 Maret 1977, Nano kemudian memutuskan untuk mendirikan teater miliknya sendiri. Teater itu dia namai sebagai Teater Koma. Koma, menurutnya, berarti kesinambungan, tidak akan pernah ada kata selesai dan tidak pernah ada titik. 

Teater yang didirikannya itu lah yang kemudian membuat nama Nano semakin dikenal oleh publik dan diakui sebagai salah satu tokoh teater terbaik Indonesia. Hingga 2006, Teater Koma telah berhasil menyelenggarakan setidaknya 111 produksi panggung dan televisi. 

Sementara itu, karier Nano tak hanya berhenti di dunia teatrikal. Nano juga sempat melebarkan sayapnya ke beberapa ranah lainnya. Nano yang ikut mendirikan majalan Zaman ini ternya sempat menjabat sebagai redaktur majalah Zaman pada 1979-1985. 

Nano juga pernah menduduki posisi Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta periode 1985-1990 serta menjadi anggota Komite Artistik Seni Pentas untuk Kesenian Indonesia di Amerika Serikat (KIAS) Jakarta pada 1991-1992. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper