Bisnis.com, JAKARTA – Jabatan sekitar 17 gubernur akan berakhir pada 2023 dan awal 2024. Tiga di antaranya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Sampai sekarang nasib pemimpin daerah yang menjadi lumbung suara untuk pemilihan umum itu masih belum pasti. Ganjar sampai sekarang nasibnya masih digantung oleh PDIP. Khofifah juga sama. Sempat digadang-gadang sebagai calon wakil presiden potesial, namun sampai kini belum ada satupun partai politk yang melamarnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Kang Emil, kendati sudah memutuskan untuk bergabung dengan Golkar, dia sama sekali belum menentukan apakah ingin maju sebagai capres, cawapres atau gubernur lagi pada periode pemilihan mendatang.
Namun demikian, Kang Emil, demikian sapaan karibnya, berjanji akan mendongkrak perolehan suara Golkar, terkhususnya di daerah yang dia pimpin: Jawa Barat.
"Ya pasti itu mah [meraih kemenangan di Jawa Barat]. Sudah itu mah, tinggal," jelas Kang Emil saat dijumpai di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023) malam.
Sebagai pemimpin daerah, tentu suara mereka berpengaruh banyak kepada rakyat yang dia pimpin—termasuk soal Pemilu 2024 nantinya. 17 gubernur yang akan purna tugas pada 2023 kemungkinan besar juga akan melakukan hal yang sama seperti Kang Emil.
Baca Juga
Mereka akan meramaikan persaingan politik parpol di pemilu serentak yang akan diadakan pada 14 Februari 2024, baik pemilihan legislatif (pileg) maupun pemilihan presiden (pilpres), terutama di daerah yang mereka pimpin sekarang.
Setelah itu, mungkin, mereka akan fokus mencalonkan diri kembali jadi gubernur. Pilkada serentak sendiri, termasuk pemilihan gubernur, akan dilaksanakan pada 27 November 2024.
Lalu, siapa saja 17 gubernur itu? Berikut daftar dan profil singkat mereka.
Ridwan Kamil – Jawa Barat
Kang Emil meraih kursi gubernur Jawa Barat sebagai sosok independen. Artinya, dia tak tergabung partai politik mana pun. Mantan wali kota Bandung itu memiliki latar belakang seorang pengusaha, arsitek, dan pengajar.
Barulah, pada Rabu (19/1/2023) kemarin, dia memutuskan bergabung dengan Golkar, dan langsung menjadi wakil ketua umum. Dia mengakui sudah mengantongi strategi untuk mendongkrak suara Golkar pada Pemilu 2024.
Kang Emil akan memanfaatkan followers atau pengikut di media sosialnya. Sebagai informasi, Kang Emil memiliki pengikut di Instagram sebanyak 19,7 juta, Twitter 5,4 juta, Facebook 3,8 juta, dan TikTok 1,5 juta.
Dia berkomitmen untuk rutin mengunggah sesuatu yang berkaitan dengan Golkar. Dia mengatakan, akan menceritakan terkait Golkar dengan cara yang lebih persuasif dan kreatif.
"Followers saya 30 juta. Itu saja sudah jadi modal. Saya posting sehari sekali atau dua hari sekali tentang Golkar adalah yang nyangkut-nyangkut kan," ujar Kang Emil saat ditemui di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023).
Edy Rahmayadi – Sumatera Utara
Lalu, ada Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. Sama seperti Kang Emil, Edy maju sebagai sosok independen di Pilkada Sumatera Utara 2018.
Saat itu, dia diusung oleh Partai Golkar, Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan NasDem.
Edy merupakan seorang purnawirawan TNI, dengan pangkat terakhir sebagai letnan jenderal. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Pangkostrad dan kemudian ditetapkan jadi Pati Mabes TNI AD. Dia juga sempat menjadi ketua umum PSSI periode 2016-2019.
Pasangan Edy, Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah merupakan salah satu petinggi Golkar. Saat ini, Musa menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Sumatera Utara.
Ganjar Pranowo – Jawa Tengah
Mungkin, Ganjar merupakan gubernur yang dikenal banyak masyarakat. Dari survei-survei yang dilakukan banyak lembaga, nama Ganjar selalu masuk tiga besar calon presiden favorit untuk 2024.
Ganjar merupakan kader PDI Perjuangan (PDIP). Meski tak punya jabatan struktural, namun Ganjar merupakan salah satu kader senior partai berlambang banteng bermoncong putih itu.
Sejak lama, Jawa Tengah memang dikenal sebagai ‘kandang banteng’. Artinya, PDIP memang sudah lama berkuasa di salah satu dari tiga provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia itu.
Oleh sebab itu, Ganjar tentu punya tugas untuk mempertahankan suara bahkan menaikkan suara PDIP setelah dia purna tugas jadi gubernur.
Khofifah Indar Parawansa – Jawa Timur
Khofifah merupakan sosok politisi senior di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dia sempat menjadi anggota Dewan Pertimbangan PKB hingga Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB.
Perjalanan jabatan politiknya juga tak bisa dibilang minim. Dia pernah menjabat sebagai anggota DPR RI, menteri sosial, hingga kini akhirnya menjadi gubernur Jawa Timur.
Memang, Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan warga Nahdlatul Ulama (NU) terbanyak. PKB sendiri merupakan parpol yang dekat dengan NU. Para kiai NU yang mendeklarasikan berdirinya PKB.
Khofifah sendiri masih menerima jabatan struktural di NU. Saat ini, dia menjabat sebagai Ketua Muslimat NU. Jabatan Khofifah akan berakhir pada 14 Februari 2024 atau sehari sebelum Pilpres karena dia baru dilantik pada tahun 2019.
I Wayan Koster – Bali
Wayan merupakan kader PDIP. Bali, seperti Jawa Tengah, merupakan basis kuat PDIP.
Pemilu 2024 jadi contoh nyatanya. Pada ajang pileg, PDIP memperoleh 1.232.291 suara. Golkar, yang berada di peringkat kedua, tertinggal jauh ‘hanya’ dengan 378.492 suara.
Ketimpangan semakin tampak dalam ajang pilpres, pasangan Jokowi-Maruf yang salah satu pengusungnya PDIP, meraih 2.342.628 (91,68 persen). Sementara itu, pasangan Prabowo-Sandi hanya memperoleh 212.586 suara (8,32 persen).
Tentu, Wayan akan coba mempertahankan kejayaan PDIP itu pada Pemilu 2024. Apalagi, dia bisa fokus untuk itu setelah dirinya purna tugas jadi gubernur pada tahun ini.
Andi Sudirman Sulaiman – Sulawesi Selatan
Andi merupakan tokoh independen ketika menjadi gubernur Sulawesi Selatan. Saat Pilkada 2018, dia mendapat dukungan dari empat parpol yaitu PDIP, PAN, PKS dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sebenarnya, ketika itu Andi diangkat sebagai wakil gubernur. Namun, pasangannya, yang juga gubernur terpilih, Nurdin Abdullah ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait suap proyek pada 27 Februari 2021. Nurdin kemudian ditetapkan menjadi tersangka.
Akibatnya, Andi diangkat menjadi gubernur Sulawesi Selatan menggantikan Nurdin. Sebelumnya, dia berkarier sebagai seorang insinyur di perusahaan multinasional. Secara garis darah, Nurdin merupakan keturunan Raja Bone ke-23, La TenriTappu.
Andi sendiri merupakan adik dari Menteri Pertanian 2014-2019 Amran Sulaiman.
Di Sulawesi Selatan sendiri, para parpol bersaing ketat. Pada Pileg 2019, tak ada satu parpol yang memperoleh suara signifikan dari parpol lainnya.
Untuk tiga besar misalnya, Golkar memperoleh 833.382 suara, NasDem meraih 684.533 suara, dan diikuti Gerindra dengan 645.464 suara.
Berikut 11 gubernur lainnya yang akan berakhir masa jabatannya pada 2023: Gubernur Riau Syamsuar, Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat.
Lalu, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, Gubernur Maluku Murad Ismail, Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba, dan Gubernur Papua Lukas Enembe.