Bisnis.com, JAKARTA - Parlemen Peru disebutkan memberikan dukungan atas Kabinet yang dibentuk Presiden Dina Boluarte di tengah demonstrasi yang menelan korban sedikitnya 40 jiwa meninggal.
Bentrokan terbesar terjadi sehari sebelumnya dengan 17 warga sipil tewas kota Juliaca, Andes.
Dilansir Bloomberg, Rabu (11/1/2022), persetujuan atas Kabinet Presiden Dina Boluarte diberikan pada Selasa malam waktu setempat. Sebanyak 73 dari 130 anggota parlemen mendukung kabinet baru itu.
Menurut konstitusi Peru, parlemen perlu mengukuhkan kabinet setelah presiden mencalonkan para menterinya. Penolakan akan memaksa perombakan, bahkan melemahkan kepala negara.
Perdana Menteri Alberto Otarola di hadapan kongres mengatakan akan menjaga ketertiban. Otarola mengumumkan berlakunya jam malam di Juliaca guna meredam demonstran.
Krisis di Peru memuncak setelah naiknya Boluarte sebagai Presiden pada pada 7 Desember 2022 lalu. Sosok ini menggantikan Pedro Castillo, yang dimakzulkan oleh Kongres.
Pedro bertikai keras dengan parlemen dan bahkan berusaha membubarkannya. Pedro kalah dan kemudian dijebloskan ke penjara.
Sementara Boluarte awalnya menjabat sebagai wakil presiden Pedro sebelum akhirnya naik menjadi presiden untuk menggantikan.
Kerusuhan berdarah terjadi di kantong pendukung Pedro yakni di Selatan Peru yang miskin. Demonstran meminta Boluarte mengundurkan diri dan meminta Pemilu segera dilaksanakan.