Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ulas Pernyataan Menlu, CSIS: Banyak yang Tak Spesifik

CSIS mengulas kembali pernyataan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2023.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/2/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/2/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Centre For Strategic and International Studies (CSIS) mengulas pernyataan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2023 pada Rabu (11/1/2023).

Wakil Direktur Eksekutif CSIS Shafiah F Nuhihar mengatakan bahwa yang diungkap oleh Menlu Retno masih berupa kelanjutan dari PPTM tahun sebelumnya.

Akan tetapi, dia menjelaskan bahwa yang berbeda dalam PPTM tahun ini adalah diungkap secara lebih detail soal kesehatan.

"Repetisi hal hal yang ada setiap tahun. Capaian 2022 hal hal yang selalu ada, yang agak berbeda soal kesehatan," katanya.

Meski begitu, menurutnya PPTM Menlu Retno tahun ini belum menjawab terkait strategi Indonesia untuk menghadapi tahun 2023, terutama soal resesi yang diprediksi akan terjadi.

"Belum menjawab strategi Indonesia yang kemungkinan terjadi resesi, sempat disinggung tetapi belum spesifik," lanjutnya.

Selain itu, menurutnya yang tak disinggung oleh Menlu dalam PPTM tahun ini adalah terkait referensi mendalam persaingan politik antar negara.

"Saya rasa hilang di PPTM tahun ini, kami kehilangan referensi yang mendalam persaingan politik antar negara. Sama sekali tidak disinggung laut China Selatan dan ketegangan selatan Taiwan," tambahnya.

Adapun Indonesia sebagai ketua ASEAN untuk tahun ini, menurutnya saat PPTM tidak disinggung soal Indonesia yang mungkin bisa menjadi navigator China dan Amerika Serikat (AS).

"Indonesia sebagai pemegang ketua ASEAN bagaimana Indonesia menjadi navigasi antara China dan AS. Ini tidak disinggung," katanya.

Menurutnya hal tersebut selama ini cukup menyita perhatian dan perlu respon khusus. Ia mengatakan PPTM kali ini tidak ada pergeseran yang signifikan, masih menjadi kelanjutan dari isu yang reguler.

Selain itu, Direktur Eksekutif, CSIS, mengenai capaian Presidensi Indonesia di G20 dan diplomasi ekonomi di ASEAN, Yose Rizal Damuri sempat menyinggung G20 di Indonesia kala itu.

"Keberhasilan Indonesia dalam memimpin G20, itu menjadi hal yang patut diapresiasi," katanya.

Meski begitu, ia memberikan catatan bahwa berbagai kesepakatan tersebut sudah menyentuh yang dunia butuhkan saat ini atau tidak, atau masih banyak yang terlewat.

"Isu normalisasi kebijakan ekonomi yang ekspansif. Tiap negara masih jor joran menetapkan ekonominya meski masa pandemi. Negara G20 belum mampu menormalisasi kondisi tadi," lanjutnya.

Yose menyinggung juga soal permasalahan utang luar negeri Indonesia. Ia menyebut hampir 60 persen negara berkembang memerlukan bantuan dari negara G20, sayangnya belum bisa mengatasi hal tersebut.

Selain itu, Ketua Departemen Hubungan Internasional CSIS, mengenai prospek keketuaan Indonesia di ASEAN, Lina Alexandra menambahkan bahwa banyak harapan bagi Indonesia.

"Jika dibandingkan dengan PPTM tahun lalu, masih kelanjutan dari tahun lalu. Disebutkan juga bahwa tahun 2023 Indonesia akan menjadi ketua ASEAN, banyak sekali harapan bagi Indonesia untuk keketuaan ASEAN tahun ini," katanya.

Meski begitu Lina menyampaikan bahwa pada tahun ini terkait Indo Pasifik sudah dijelaskan lebih spesifik.

"Terkait Indo Pasifik tahun lalu tidak spesifik,
tetapi pada PPTM tahun ini di jelaskan bahwa Indonesia akan mendorong ASEAN Outlook," lanjutnya.

Adapun ia menyampaikan bahwa yang hilang dalam PPTM tahun ini ialah soal hubungan antara negara-negara besar.

"Hubungan dengan negara-negara besar, penguatan kapasitas untuk ASEAN bisa menavigasikan langkah kedepan, itu tidak disebutkan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper