Bisnis.com, JAKARTA – Hampir 250 juta penduduk Amerika Utara dan Kanada merasakan badai salju yang berat menjelang liburan natal akhir pekan.
Melansir The New York Times, Sabtu (23/12/2022), badai yang menerjang sebagian besar wilayah Amerika Serikat dan Kanada ini disebut sebagai bomb cyclone atau siklon bom. Meskipun jenis badai ini tidak terlalu jarang, badai ini sangat kuat, dengan angin kencang yang membawa salju atau hujan lebat ke banyak daerah.
Badai dapat terbentuk ketika massa udara bertekanan rendah bertemu dengan massa bertekanan tinggi. Udara mengalir dari tekanan tinggi ke rendah, menciptakan angin. Apa yang mendefinisikan siklon bom adalah seberapa cepat tekanan turun dalam massa bertekanan rendah, setidaknya 24 milibar dalam 24 jam. Ini dengan cepat meningkatkan perbedaan tekanan, atau gradien, antara dua massa udara, membuat angin menjadi lebih kuat. Proses intensifikasi cepat ini memiliki nama: bombogenesis.
Saat angin bertiup, rotasi bumi menciptakan efek siklon. Arahnya berlawanan arah jarum jam di Belahan Bumi Utara.
John Moore, seorang ahli meteorologi dan juru bicara National Weather Service, mengatakan kondisi untuk siklon bom telah terjadi di Great Lakes, di mana udara sekitar kutub utara Arktik yang sangat dingin dari pusaran kutub yang berkelok-kelok bertemu dengan udara yang sangat hangat di timur.
"Tekanan udara turun hingga setidaknya 962 milibar, sementara di tempat lain mencapai 1047 milibar. Ini gradien yang sangat tajam,” katanya.
Menurut Moore, saat area pertemuan dua massa udara, yang disebut front Arktik, bergerak ke utara dan timur, kondisi untuk bombogenesis harus terus bergerak juga.
Namun, karena udara Arktik menyebar ke sebagian besar negara, pada akhirnya akan menghangat, mengurangi perbedaan tekanan. Badai akan menghilang. Adapun prakiraan cuaca menyerukan suhu di atas rata-rata di sebagian besar negara AS pada minggu depan.