Bisnis.com, JAKARTA - China mengumumkan pelonggaran pembatasan Covid-19 nasional pada Rabu (7/12/2022). Kebijakan itu dikeluarkan usai protes besar-besaran di seluruh wilayah China karena kebijakan Nol-Covid.
Kebijakan Nol-Covid yang diterapkan selama ini seperti penguncian massal (lockdown), pengujian, dan karantina, yang memicu kemarahan publik.
Pedoman baru di China saat ini, yaitu beberapa kasus Covid-19 tanpa gejala dan ringan dapat melakukan karantina di rumah, seperti dilansir dari CNA, Rabu (7/12/2022).
Kebijakan tersebut sekaligus mengakhiri persyaratan bahwa semua kasus positif Covid-19 harus diisolasi di fasilitas terpusat milik pemerintah.
Komisi Kesehatan Nasional (NHC) menyatakan bahwa sebagian besar kasus Covid-19 adalah infeksi tanpa gejala dan kasus ringan, tanpa perawatan khusus yang diperlukan.
"Orang tanpa gejala dan kasus ringan dapat diisolasi di rumah sambil memperkuat pemantauan kesehatan, dan mereka dapat dipindahkan ke rumah sakit yang ditunjuk untuk perawatan tepat waktu jika kondisinya memburuk," kata NHC.
Baca Juga
Selain itu juga dijelaskan bahwa frekuensi dan cakupan pengujian PCR yang sudah lama menjadi syarat dalam kebijakan Nol-Covid juga akan berkurang.
Masyarakat juga tidak lagi diharuskan menunjukkan kode kesehatan hijau di ponsel untuk memasuki gedung dan ruang publik, kecuali untuk panti jompo, institusi medis, taman kanak-kanak, sekolah menengah dan atas.
"Pengujian PCR massal hanya dilakukan di sekolah, rumah sakit, panti jompo, dan unit kerja berisiko tinggi, ruang lingkup dan frekuensi pengujian PCR semakin dikurangi," lanjutnya.
Sementara itu, orang yang bepergian lintas provinsi tidak lagi perlu melakukan tes Covid-19 pada saat kedatangan.
"Orang yang bepergian lintas provinsi tidak perlu memberikan hasil tes 48 jam dan tidak perlu melakukan tes pada saat kedatangan," tambahnya.
NHC mengatakan bahwa China juga akan mempercepat vaksinasi lansia, yang telah lama dinggap sebagai hambatan utama untuk relaksasi pendekatan tanpa toleransi Beijing terhadap Covid-19.