Bisnis.com, JAKARTA - Serangan bom menargetkan truk polisi di Pakistan barat, pada Rabu (30/11/2022), menewaskan 4 orang dan 27 orang lainnya luka-luka.
Serangan bom itu diklaim merupakan cabang domestik dari kelompok Taliban. Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), terpisah dari Taliban Afghanistan tetapi berbagi ideologi Islam dengan garis keras yang sama.
Kelompok itu pada awal pekan ini membatalkan gencatan senjata, yang sebelumnya telah disepakati dengan Islamabad untuk melanjutkan serangan di seluruh negara.
Pejabat polisi senior Azhar Mehesar mengatakan bahwa ledakan pada Rabu (30/11/2022) menargetkan pasukan keamanan di sebuah truk yang bersiap untuk mengawal distribusi vaksin polio di kota Quetta.
Juru bicara (jubir) departemen kesehatan provinsi itu, Wasim Baig, mengatakan bahwa seorang polisi, seorang wanita sipil, dan 2 anak tewas.
"Yang terluka termasuk 21 polisi dan dua anak," katanya, seperti dilansir dari CNA, Kamis (1/12/2022).
TTP mengatakan seorang yang disebutnya sebagai pejuang suci meledakkan sebuah bom mobil di dekat pos bea cukai untuk membalas pembunuhan anggota pendiri Umar Khalid Khurasani selama gencatan senjata.
"Operasi balas dendam kami akan berlanjut," lanjut pernyataan dari TTP.
Ledakan bom itu membuat truk polisi yang beratap terpal menjadi tergeletak di pinggir jalan.
Potongan-potongan logam berserakan di tempat kejadian dengan kendaraan lainnya, yang menyebabkan berubah menjadi hangus.
TTP didirikan pada 2007 oleh jihadis Pakistan yang berjuang bersama Taliban di Afghanistan pada 1990-an sebelum menentang dukungan Islamabad untuk intervensi pimpinan Amerika Serikat (AS).
Adapun dalam beberapa waktu mereka menguasai wilayah yang luas dari kesukuan Pakistan.
Kelompok itu memaksakan interpretasi radikal dari hukum Islam dan wilayah patroli hanya 140 kilometer (85 mil) dari ibukota Pakistan.