Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat China meminta penduduk di beberapa daerah dengan tingkat penularan Covid-19 paling tinggi untuk tinggal di rumah. Siswa di beberapa distrik Beijing disarankan untuk belajar online mulai Senin (21/11/2022).
Saat ini, China sedang berjuang melawan banyak gejolak Covid-19, dari Zhengzhou di Provinsi Henan tengah hingga Chongqing di barat daya. Pada Minggu (20/11/2022) dilaporkan 26.824 kasus lokal baru, yang hampir mendekati puncak pada April 2022.
Selain itu, tercatat dua kematian di Beijing, dan bertambah seorang pada Sabtu (19/11/2022). Ini merupakan kasus kematian pertama di China sejak akhir Mei 2022.
Adapun Guangzhou, kota di Selatan China dengan penduduk hampir 19 juta orang sedang melawan wabah terbesar di China baru-baru ini. Pejabat setempat telah memerintahkan 5 hari penutupan untuk distrik Baiyun yang terpantau paling padat penduduknya.
Selain itu, layanan makanan juga ditangguhkan dan klub malam dan teater di Tianhe, yaitu rumah bagi kawasan bisnis utama kota juga ditutup.
Beberapa kota di China mulai menghentikan tes rutin Covid-19 pada pekan lalu, termasuk kota Shijiazhuang. Pada Minggu (20/11/2022) malam, diumumkan bahwa di kota itu akan dilakukan tes massal di 6 dari 8 distrik, selama 5 hari kedepan usai kasus harian mencapai 641.
Meningkatnya kasus Covid-19 di kota itu juga mendorong penduduk untuk berbelanja online dan memerintahkan beberapa sekolah untuk menghentikan pembelajaran tatap muka.
Berdasarkan data, Ibu Kota Beijing melaporkan 962 infeksi baru, naik dari 621 pada hari sebelumnya. Distrik Chaoyang juga mendesak warganya untuk tetap berada di dalam rumah, dengan melakukan sekolah online.
Selain itu, beberapa sekolah di Haidian, Dongcheng dan Xicheng juga menghentikan pembelajaran tatap muka, seperti dilansir dari CNA, Selasa (22/11/2022).
Kini, China menghadapi musim dingin dengan berupaya melawan Covid-19 varian Omicron yang sangat menular.
Para ahli telah memperingatkan bahwa pembukaan kembali wilayah secara penuh memerlukan upaya pendorong dengan vaksinasi Covid-19 besar-besaran.