Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan dua kasus baru polio yang teridentifikasi di Kabupaten Pidie, Aceh.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR pada Selasa (22/11/2022).
"Kita juga sudah identifikasi lagi, kemarin bertambah lagi kalau tidak salah, jadi tiga kasus di Pidie," tutur Budi.
Budi menjelaskan, Indonesia sebenarnya telah menjadi 1 dari 11 negara South East Asia Regional Office (SEARO) yang berhasil menerima sertifikat bebas polio dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 27 Maret 2014 silam.
Kendati demikian, rendahnya cakupan vaksinasi polio di Indonesia yang terjadi selama beberapa tahun ke belakang ini, kini membuat Kemenkes kembali menerima laporan satu kasus polio yang ditemukan di Pidie, Aceh pada awal November 2022.
Selain itu, menurunnya cakupan vaksinasi polio ini bahkan telah membuat 30 provinsi daan 415 kabupaten/kota di Indonesia masuk ke dalam wilayah yang berisiko tinggi (high risk) terkena polio.
Menurut Budi, masyarakat Aceh mulai enggan untuk menerima vaksinasi polio sejak merebaknya kasus campak dan rubela di Indonesia.
"Sejak ada campak dan rubela, ada masalah penerimaan dari publik mengenai vaksinasi dengan disuntik. Akibatnya, rendah sekali [cakupan vaksinasi] sehingga mereka menjadi rawan dan masuk itu polio tipe 2 di sana," terang Budi.
Namun, Budi menyampaikan bahwa pihaknya kini telah mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah setempat untuk kembali menggalakkan pemberian vaksin polio bagi anak berusia 0-13 tahun di seluruh wilayah Aceh.
Kegiatan vaksinasi polio massal di Kabupaten Pidie baru akan dimulai pada 28 November mendatang. Program ini diharapkan dapat selesai pada akhir November 2022.
Selanjutnya, setelah menyelesaikan program vaksinasi polio di Kabupaten Pidie, Kemenkes akan melanjutkan vaksinasi massal ke seluruh wilayah Aceh yang akan dimulai secepat-cepatnya pada awal Desember 2022.