Bisnis.com, JAKARTA - Pemilihan umum (pemilu) Malaysia ke-15 berlangsung pada Sabtu (19/11/2022). Sejumlah lembagai survei memprediksi sulit memperoleh suara mayoritas, sehingga pemilih pemula menjadi penentu.
Dilansir dari Bernama, Sabtu (19/11/2022), pemilihan sela negara bagian Bugaya di Sabah juga digelar hari ini setelah sempat ditunda karena pengumuman darurat akibat pandemi Covid-19.
Tempat pemungutan suara (TPS) di Semenanjung Malaysia akan ditutup secara bertahap dari pukul 12 siang hingga 6 sore.
Sebagai informasi, pemilu kali ini paling ketat sejak kemerdekaan 1957.
Hal ini berdasasarkan perkiraan dari Merdeka Center bahwa koalisi Pakatan Harapan (PH) akan meraih 82 kursi, sementara pesaingnya yakni Perikatan Nasional (PN) akan berada di urutan kedua dengan 43 kursi, dan Barisan Nasional (BN) yang berkuasa saat ini ada di urutan ketiga dengan hanya 15 kursi.
Selain itu, berdasarkan hasil survei Ilham Center, bahwa PH akan memperoleh 86 kursi, BN 51 kursi, sementara PN hanya 25 kursi.
Baca Juga
Temuan kedua firma riset ini kian menunjukkan adanya kemungkinan bahwa tidak satu pun dari ketiga koalisi tersebut yang akan memenangkan mayoritas dari 112 kursi yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan federal.
Hal ini bisa mengakibatkan parlemen “digantung”, menambah ketidakpastian ekonomi di negara tersebut.
Menurut Merdeka Center, ada 45 daerah pemilihan di seluruh negeri, yang mewakili sekitar seperlima dari 222 kursi Parlemen.
Dalam survei terpisah, Hisommudin Baka selaku Direktur Eksekutif Ilham Center, mengatakan BN masih menjadi pilihan teratas di kalangan pemilih Melayu, khususnya di daerah pedesaan Melayu, sementara PH terus menarik dukungan dari pemilih non-Melayu.
“Sentimen pemilih perkotaan, khususnya kelompok non-Melayu, masih melekat pada PH. Sulit bagi kelompok ini untuk mengalihkan dukungannya ke pihak lain karena pilihan yang sangat terbatas. Sementara itu, pemilih Melayu pedesaan masih terbagi dan sulit bagi PH, apalagi PN semakin membubarkan bank suara permanen BN,” katanya.
Menurutnya, semua koalisi memiliki peluang yang sama untuk menang. Sebanyak 26 kursi menjadi penentu.
“Pemilih pemula termasuk pemilih yang ragu-ragu dapat dengan mudah beralih ke mana pun. Pemilih ini hanya bisa memutuskan sampai menit terakhir sebelum suara mereka diberikan, membuat perolehan kursi sulit diprediksi. Adapun, jumlah pemilih pemula sebanyak 7 juta atau 33 persen dari pemilih,” jelas Hisomuddin.
Namun, pemilih muda di pedesaan cenderung mengikuti garis politik keluarga dan orangtua.
Bagi pemilih muda perkotaan, meskipun dipengaruhi oleh pilihan keluarga, mereka tetap pada pilihan mereka sendiri. Sedangkan, sebagian besar lainnya belum mengambil keputusan,” katanya.
Pada sisi lain, petahana Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob terus mengimbau para pemilih untuk menggunakan kebijaksanaan saat melepaskan tanggung jawab mereka dengan memilih pemerintahan yang stabil untuk menghindari situasi ketidakpastian ekonomi atas 'parlemen yang digantung', di mana tidak ada partai mendapat mayoritas untuk membentuk pemerintahan.
Dia mengatakan, Barisan Nasional (BN) mampu membentuk pemerintahan dengan mendapatkan suara mayoritas yang dibutuhkan dengan partai sekutunya, yaitu Gabungan Parti Sarawak (GPS) di Sarawak dan Gabungan Rakyat Sabah (GRS) di Sabah.
“Target kami bisa mencapai lebih dari 112 kursi (parlemen) dengan bantuan sekutu BN di Sabah dan Sarawak untuk membentuk pemerintahan,” terangnya dalam keterangan Bernama pada Sabtu (19/11/2022).