Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan kejahatan perang dengan membunuh warga sipil di Kherson, pada Minggu (13/12/2022).
Rusia sebelumnya menarik mundur pasukan militernya dari Kherson, dan sebagian wilayah di kota itu telah kembali direbut tentara Ukraina.
"Para penyelidik telah mendokumentasikan lebih dari 400 kejahatan perang Rusia. Mayat warga sipil dan prajurit yang tewas telah ditemukan.Tentara Rusia meninggalkan kebiadaban yang sama seperti yang terjadi di wilayah lain negara yang dimasukinya," kata Zelenskyy.
Atas tuduhan itu, Rusia membantah bahwa pasukannya dengan sengaja menargetkan serangan ke warga sipil di Kherson.
Pejabat setempat mengatakan bahwa perusahaan yang berada di wilayah Kherson selatan kini berupaya memulihkan infrastruktur yang rusak akibat serangan Rusia.
"Perusahaan-perusahaan utilitas di wilayah Kherson selatan bekerja untuk memulihkan infrastruktur kritis yang rusak dan ditambang oleh pasukan Rusia yang melarikan diri, dengan sebagian besar rumah di kota Ukraina selatan masih tanpa listrik dan air," kata pejabat regional.
Baca Juga
Rusia meninggalkan Kherson dan menjadi satu-satunya ibu kota regional yang telah direbut sejak invasi Februari 2022 lalu. Pasukan Ukraina telah tiba di pusat Kherson pada Jumat (11/11/2022).
Pada Minggu (13/11/2022), terjadi baku tembak artileri yang bergema di seluruh kota, tetapi gagal menghalau kerumunan warga yang berbahagia atas mundurnya Rusia dari Kherson dan mengibarkan bendera kebangsaan dengan berkumpul di alun-alun utama Kherson.
Warga Kherson, Yana Smyrnova (35) mengaku senang, tetapi merasa khawatir dengan pengeboman Rusia di sisi timur Sungai Dnipro.
"Kami senang sekarang, tapi kami semua takut akan pengeboman dari tepi kiri," kata Smyrnova, seperti dilansir dari ChannelNewsAsia, Senin (14/11/2022).
Smyrnova mengatakan dia dan teman-temannya harus mendapatkan air dari sungai untuk keperluan mandi dan toilet.
Dia menyebut bahwa hanya beberapa penduduk yang cukup beruntung memiliki generator yang menggerakkan pompa untuk mendapatkan air dari sumur.
Gubernur wilayah Kherson, Yaroslav Yanushevych, mengatakan pihak berwenang telah mempertahankan jam malam dari jam 5 sore hingga jam 8 pagi, dan melarang orang meninggalkan atau memasuki kota di jam-jam tersebut sebagai tindakan keamanan.
"Musuh menambang semua infrastruktur kritis, kami mencoba untuk bertemu dalam beberapa hari dan [kemudian] membuka kota," kata Yanushevych.
Pemerintah setempat telah mengatakan sebagian besar kota Kherson kini kekurangan listrik maupun air.
Wakil Ketua Pertama Dewan Regional Kherson, Yuriy Sobolevskiy mengatakan kepada TV Ukraina bahwa ketika pihak berwenang bekerja untuk memulihkan layanan, situasi kemanusiaan kini tetap sangat sulit.