Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Ingin Hasil KTT G20 Bisa Redam Perang Rusia-Ukraina

Presiden Jokowi ingin menjadikan hasil KTT G20 Indonesia untuk meredam isu geopolitik hingga perang Rusia dan Ukraina. 
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela KTT G20 Bali, Minggu (13/11/2022)/ Bisnis-Dok Youtube Kemenkeu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela KTT G20 Bali, Minggu (13/11/2022)/ Bisnis-Dok Youtube Kemenkeu

Bisnis.com, BADUNG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menjadikan Presidensi KTT G20 Indonesia untuk meredam isu geopolitik serta memanasnya perang Rusia dan Ukraina.

Bahkan, dirinya ingin G20 menghasilkan kesepakatan atau leaders communique (komunike) serta dapat menghasilkan solusi yang konkret untuk permasalahan dunia, apalagi G20 merupakan ajang bergengsi bagi 20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

"Kami harapkan semuanya berjalan dengan baik sehingga G20 menghasilkan solusi yang konkret untuk anggota juga untuk dunia," ujarnya dikutip melalui akun YouTube The Economist, Senin (14/11/2022).

Lebih lanjut, Jokowi juga menekankan pentingnya para pemimpin dunia mengedepankan dialog dalam menangani konflik, khususnya antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung sampai saat ini.

Menurutnya, mengatakan sanksi bukan solusi terbaik karena yang menjadi korban adalah rakyat.

"Yang paling penting itu bisa duduk bersama menyelesaikan masalah. Bukan menambah masalah. Bukan menambah ketegangan. Sanksi bukan solusi terbaik karena nantinya warga rakyat yang akan jadi korban. Sesulit apa pun masalahnya kan bisa diselesaikan kalua kita mau saling berbicara, duduk bersama, berdialog, mencari solusi yang win-win," ujarnya.

Tidak hanya itu, Jokowi turut menyinggung hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) dan China.

"Ya memang dunia sedang tidak baik-baik saja dan kondisinya memang tidak mudah. Rivalitas yang makin tajam, negosiasi saat ini betul-betul sangat tidak mudah. Saya sangat khawatir mengenai itu. Kompetisi itu hal yang normal. Rivalitas itu juga hal yang biasa antarnegara. Bamun yang paling penting adalah jangan menjadi sebuah konflik terbuka,” katanya.

Dia melanjutkan, salah satu isu terkait dengan invasi China ke Taiwan, Jokowi mewanti-wanti agar ketegangan tersebut tidak menjadi konflik terbuka. Adapun, Kepala Negara juga menegaskan posisi Indonesia yaitu untuk menjaga perdamaian dunia, sehingga Tanah Air disebutnya akan menjadi sahabat bagi China dan AS.

"Amerika adalah sahabat Indonesia, China juga adalah sahabat Indonesia. Teman Indonesia semuanya, mitra penting Indonesia. Mungkin dengan situasi Bali yang sejuk, yang damai ini menjadi peluang Indonesia menjadi kepemimpinan Indonesia di tingkat dunia untuk memperjuangkan selesainya problem yang ada di dunia,” pungkas Jokowi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper