Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Tekan Kasus Covid-19, Usai Terjadi Lonjakan

Langkah China untuk mengendalikan kasus Covid-19 telah membuat ekonomi terbesar kedua menurun.
Pekerja dengan alat pelindung diri (APD) duduk di kendaraan yang diubah menjadi stasiun pengujian Covid-19 seluler selama lockdown di Shanghai, China, Senin (25/4/2022). Shanghai menjadi pusat wabah Covid-19 terburuk di China setelah kejadian di Wuhan beberapa tahun lalu. Sebanyak 138 Jiwa dilaporkan meninggal dunia pada gelombang kali ini. Bloomberg
Pekerja dengan alat pelindung diri (APD) duduk di kendaraan yang diubah menjadi stasiun pengujian Covid-19 seluler selama lockdown di Shanghai, China, Senin (25/4/2022). Shanghai menjadi pusat wabah Covid-19 terburuk di China setelah kejadian di Wuhan beberapa tahun lalu. Sebanyak 138 Jiwa dilaporkan meninggal dunia pada gelombang kali ini. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - China berjanji akan terus menyempurnakan langkah-langkah pengendalian Covid-19 dengan meminimalkan infeksi dan kasus serius, pada Sabtu (12/11/2022).

Pengendalian terus dilakukan, meski terjadi lonjakan infeksi ke level tertinggi sejak akhir April 2022. Data yang dirilis Sabtu (12/11/2022) mengungkap wabah Covid-19 di kota-kota utama termasuk Beijing, Guangzhou dan Chongqing.

Pelonggaran karantina yang lebih pendek sempat dilakukan untuk wisatawan yang datang, yakni dikurangi 2 hari menjadi 8 hari, dengan 5 hari pertama digunakan untuk karantina terpusat.

Adapun langkah ketat China selama pandemi Covid-19 telah membuat ekonomi terbesar kedua di dunia itu runtuh, dan mengganggu aktivitas industri serta membuat frustrasi penduduk dengan lockdown, karantina, tes Covid-19 yang sering, dan perjalanan yang terganggu, seperti dilansir dari CNA, Minggu (13/11/2022).

Seorang peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Wang Liping menyatakan bahwa varian virus baru Covid-19 terus ada, perlu adanya pengoptimalan tindakan karantina.

“Karena varian virus baru terus berdatangan, sementara pengetahuan kami tentang penyakit ini semakin dalam dan situasi epidemi berubah baik di dalam maupun di luar negeri, kami tidak mengesampingkan kemungkinan untuk lebih mengoptimalkan dan menyesuaikan tindakan karantina kami,” kata Wang Liping.

Pejabat China mengungkap bahwa negaranya akan mencoba mengidentifikasi kontak sekunder, yakni sebuah praktik dalam upaya pelacakan kontak setelah sebuah kasus ditemukan, meski tetap sambil mengidentifikasi kontak dekat.

Wakil Direktur Komisi Kesehatan Nasional (NHC), Lei Haichao mengatakan bahwa langkah itu akan mengurangi menumpuknya pasien Covid-19, termasuk kekurangan ruang karantina dan pekerja pelacakan kontak.

NHC melaporkan sebanyak 11.950 infeksi Covid-19 baru pada hari Jumat (11/11/2022), lebih rendah menurut standar global, tetapi naik dari 10.729 kasus sehari sebelumnya.

Selanjutnya, menurut data pemerintah, kota Guangzhou berpenduduk hampir 19 juta orang telah mengunci wilayah di beberapa distrik, usai melaporkan 3.180 infeksi yang ditularkan secara lokal pada Jumat (11/11/2022), naik dari 2.583 sehari sebelumnya.

Sedangkan, Beijing melaporkan 68 kasus bergejala dan 48 kasus tanpa gejala, dibandingkan 64 kasus bergejala dan 54 kasus tanpa gejala pada hari sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper