Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalau Bukan karena Indonesia, G20 Mungkin Sudah Bubar

G20 pada tahun ini diselenggarakan di tengah kondisi geo-politik yang memanas.
Penumpang melintas di area Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (5/11/2022). /Antara Foto-Fikri Yusuf
Penumpang melintas di area Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (5/11/2022). /Antara Foto-Fikri Yusuf

Bisnis.com, BADUNG — Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan G20 kemungkinan tak ada lagi bila Indonesia tidak terpilih sebagai penyelenggara pada tahun ini.

“Kalau bukan indonesia yang menjadi presidensi G20 tahun ini, jangan-jangan sudah tidak ada G20 lagi,” katanya dalam sambutan 4th Indonesia Fintech Summit di Padma Resort, Bali, Rabu (10/11/2022).

Mahendra melanjutkan bahwa hanya Indonesia yang bisa mengundang 20 negara dan Uni Eropa.

Sebagaimana diketahui kondisi geo-politik di dunia tengah memanas. Konflik antara Rusia dengan Ukraina telah membawa krisis energi hingga pangan secara global dan juga sikap sejumlah negara terbelah.

“Jadi G20 Summit dalam konteks itu harus melakukan yang terbaik dalam upaya kita untuk mencapai yang bisa dicapai,” kata Mahendra yang sempat menjabat sebagai wakil menteri luar negeri.

Dalam perkembangan lain, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengonfirmasi tidak dapat hadir dalam G20. Akan tetapi dia akan mengutus Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov untuk datang.

Terkait hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah Indonesia tetap menghormati apapun keputusan Pemerintah Rusia, termasuk tidak hadirnya Presiden Vladimir Putin.

Dikutip dari Bloomberg pada Kamis (10/11/2022), orang-orang yang mengetahui rencana pembatalan tersebut mengatakankeputusan Putin untuk tak datang ke KTT G20 Bali karena menghindari potensi konfrontasi dengan para pemimpin dunia lainnya, termasuk presiden AS Joe Biden.

Biden pada Maret sempat mengatakan Rusia harus dikeluarkan dari G20 sebagai pembalasan atas invasi yang telah memicu konflik terbesar Eropa sejak Perang Dunia II dan menimbulkan kekhawatiran eskalasi nuklir. Dia juga sempat menyebut Presiden Rusia tersebut sebagai penjahat perang.

Akan tetapi Presiden Indonesia Joko Widodo menolak untuk menarik undangan ke Putin karena negaranya, yang memegang jabatan presidensi G20 pada 2022, berusaha untuk mempertahankan posisi netral.

Jokowi pun mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke KTT G20 sebagai tamu. Juru bicara pemerintah Ukraina mengatakan Zelensky mungkin hanya hadir sebagai undangan secara online melalui aplikasi Zoom.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper