Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Akan Bertemu Xi Jinping saat KTT G20 Bali, Bahas Apa?

Pertemuan antara Joe Biden dan Xi Jinping akan berlangsung saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali.
Joe Biden (kiri) saat masih menjabat Wapres AS bertemu Presiden China Xi Jinping dalam satu kesempatan di Balai Agung Rakyat China di Beijing.
Joe Biden (kiri) saat masih menjabat Wapres AS bertemu Presiden China Xi Jinping dalam satu kesempatan di Balai Agung Rakyat China di Beijing.

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan bahwa akan melakukan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di tengah rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali.

Biden telah mengonfirmasi kepada Presiden Joko Widodo bahwa dirinya akan menghadiri KTT G20 di Bali pada 15—16 November 2022. Dalam perkembangan terbarunya, dia pun menyatakan akan melakukan pertemuan langsung dengan Jinping.

Biden menyatakan bahwa dirinya tidak ingin membuat konsesi mendasar apapun dalam pembicaraan dengan Jinping. Padahal, pertemuan itu menjadi momentum penting karena hubungan AS dan China berada di titik terendah, terlebih di tengah gejolak ekonomi global seperti saat ini.

"Saya mencari kompetisi, bukan konflik," ujar Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Rabu (9/11/2022), dilansir dari Bloomberg pada Kamis (10/11/2022). 

Momen itu akan menjadi pertemuan tatap muka pertama mereka sejak Biden menjabat. Mereka hanya pernah berkomunikasi secara langsung melalui panggilan telepon pada Juli 2022.

Pada saat yang sama, Jinping telah memperkuat cengkeramannya di China setelah mengamankan masa jabatan ketiga. Jinping berjanji untuk menyatukan kembali Taiwan dengan China daratan, bahkan dengan cara paksa jika perlu, dan dia pun menyatakan akan menggandakan kebijakan ketat Zero-Covid di China.

Biden hendak membahas sejumlah masalah dengan Jinping, termasuk soal isu perdagangan yang adil, hubungan AS dengan negara-negara di kawasan Asia. Dia pun akan membahas isu Taiwan, sebagai antisipasi jika China melakukan serangan ke sana.

"Doktrin Taiwan tidak berubah sama sekali," katanya tentang kebijakan AS terhadap pulau yang berpemerintahan sendiri itu.

Biden kemungkinan akan menekan Jinping untuk mengambil sikap yang lebih kuat terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan perang Rusia vs Ukraina.

Dia telah berulang kali berjanji untuk membela Taiwan jika terjadi invasi oleh China. Namun, para pembantunya bersikeras bahwa pernyataan Biden itu tidak menunjukkan pergeseran dari kebijakan Satu China yang sudah berlangsung lama atau ambiguitas strategis yang telah mengatur hubungan selama beberapa dekade.

"Apa yang ingin saya lakukan dengannya ketika kita berbicara adalah menjelaskan apa yang menjadi garis merah kita masing-masing—memahami apa yang dia yakini sebagai kepentingan nasional kritis China, apa yang saya ketahui sebagai kepentingan kritis Amerika Serikat, dan menentukan apakah mereka bertentangan satu sama lain atau tidak," ujar Biden.

Dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu telah lama berselisih mengenai perdagangan, hak asasi manusia, dan isu Taiwan. Ketegangan semakin memuncak setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taipei pada Agustus 2022, kemudian AS memberlakukan pembatasan ekspor teknologi semikonduktor ke China pada Oktober 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper