Bisnis.com, JAKARTA – Warga Amerika Serikat (AS) telah memberikan suaranya dalam pemilihan umum atau pemilu sela yang diselenggarakan pada Selasa (8/11/2022).
Kini perhitungan suara masih berlangsung dan kedua partai utama, Republik dan Demokrat, bersaing ketat memperebutkan kursi mayoritas di dua kamar Kongres AS.
Seperti diketahui, Pemilu sela AS adalah pemungutan suara untuk menentukan siapa saja anggota Kongres Amerika Serikat, yang terdiri dari House of Representatives (HOR) atau DPR dan Senat.
Pemilu sela diselenggarakan setiap dua tahun sekali, biasanya di tengah masa jabatan penuh presiden AS yang sedang memimpin. Pemilu sela juga lebih populer disebut 'midterm election."
Hingga Rabu (9/11/2022), perhitungan suara yang telah selesai mencatat partai Demokrat unggul tipis dengan 48 kursi senat, hanya terpaut 4 kursi untuk memastikan kursi mayoritas. Namun, partai Republik hanya terpaut tipis dengan 47 kursi.
Di sisi lain, partai republik untuk sementara unggul di DPR dengan perolehan 199 kursi, sedangkan Demokrat mendapatkan 173 kursi. Untuk meraih suara mayoritas, salah satu partai harus mendapatkan minimal 218 kursi DPR.
Baca Juga
Dalam pemilu sela, Partai Republik berupaya untuk mengejar mayoritas suara di Kongres agar dapat menjegal rencana kebijakan Presiden Joe Biden untuk dua tahun ke depan.
Pasalnya, Kongres AS nantinya menentukan undang-undang (UU) yang bisa berlaku secara nasional. Tugas DPR memutuskan UU berdasarkan pemilihan, Senat bertugas menolak atau menyetujui UU, serta mengonfirmasi penunjukan yang dilakukan oleh presiden guna melakukan peninjauan.
Dilansir dari BBC, setiap negara bagian di Amerika juga memiliki dua Senator, yang bisa menjabat untuk masa jabatan enam tahun. Sementara anggota DPR hanya menjabat selama dua tahun.
Dalam pemilu sela tahun ini DPR tersedia 435 kursi yang diperebutkan. Sedangkan Senat hanya memperebutkan 35 kursi dari 100 kursi yang tersedia.
Selain itu, beberapa negara bagian AS juga turut menggelar pemilihan umum untuk gubernur dan beberapa pejabat lokal.
Seperti diketahui, Partai Demokrat sebagai pemegang suara mayoritas di DPR maupun di Senat AS selama dua tahun terakhir cukup membantu Biden untuk meloloskan UU atau legislasi yang diinginkannya.