Bisnis.com, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah menyiapkan pesawat nirawak atau drone yang bakal dioperasikan selama gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali pada 15-16 November 2022.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyampaikan, pemakaian mata elang tersebut dilakukan untuk memantau situasi darat dari udara secara cepat dan akurat.
“Misalnya rute kepala negara yang tiba-tiba macet, kita bisa langsung tahu. Kita bisa sampaikan beberapa plan, kalau kepala negara A macet, kita minta negara B dan C lewat lokasi lain,” kata Andi, mengutip laman indonesia.go.id, Rabu (9/11/2022).
Perlu diketahui, TNI telah memiliki beberapa jenis mata elang canggih. Beberapa diantaranya adalah Orbiter 2B, CH-4 Rainbow, ScanEagle, serta MALE yang merupakan buatan dalam negeri.
Mata elang canggih ini memiliki spesifikasi yang beragam. Mulai untuk kebutuhan hingga tempur, dan mampu terbang hingga ketinggian 32.000 kaki untuk tipe tertentu.
Salah satu pesawat bernama Unmanned Aerial Vehicle (UAV), disebut-sebut memiliki kemampuan jelajah sampai 5.000 kilometer serta sanggup terbang selama 24-30 jam.
Baca Juga
UAV milik TNI ini juga dilengkapi dengan kamera-kamera resolusi sangat tinggi, mampu melihat di kegelapan malam, dan mampu mengirimkan ribuan gambar serta video dari udara ke ruang pengendali di darat dalam hitungan satu per sekian detik.
TNI telah melakukan beberapa simulasi pengamanan di GOR Kodam Udayana Bali, bersama dengan 18.030 personel yang terdiri dari 14.000 personel prajurit TNI, 3.200 personel Polri dan sisanya 492 orang dari institusi lain.
Sementara itu, Polda Bali juga telah mengerahkan total 6.000 personel kepolisian, 2.340 personel termasuk pasukan K-9 dan unit khusus pelumpuh drone-drone liar, selain milik TNI dan Polri.