Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kronologi Pelarangan Kampanye Bersepeda Greenpeace, Terkait KTT G20 Bali?

Aktivis Greenpeace Indonesia menerima intimidasi dan pelarangan atas kampanye bersepeda dari Jakarta menuju Bali. Ini kronologi lengkapnya.
Ormas Tapal Kuda Nusantara melarang aktivis Greenpeace melanjutkan aksi ke Bali jelang KTT G20 Bali viral di media sosial. - Dok. Istimewa
Ormas Tapal Kuda Nusantara melarang aktivis Greenpeace melanjutkan aksi ke Bali jelang KTT G20 Bali viral di media sosial. - Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Organisasi Greenpeace Indonesia menerima sejumlah intimidasi dan pelarangan atas kampanye bersepeda dari Jakarta menuju Bali. Pelarangan itu berkaitan dengan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali.

Greenpeace melakukan kampanye bertajuk Chasing the Shadow, dengan bersepeda dari Jakarta menuju Pulau Dewata. Namun, kegiatan itu terhenti bahkan sebelum tim menyebrang ke Bali, alasannya terdapat sejumlah intimidasi dan pelarangan dari sejumlah pihak.

Kania, salah seorang pesepeda dalam kampanye itu, menyampaikan bahwa perjalanan berawal pada Sabtu (15/10/2022) dari Jakarta. Perjalanan di Jakarta dan Jawa Barat relatif lancar, mereka dapat mendatangi tempat-tempat yang terdampak oleh krisis iklim dan berdialog dengan warga sekitar.

Ketika tiba di Batang, Jawa Tengah pada 27 Oktober 2022 Kania dan rekan-rekannya mulai merasakan adanya pihak lain yang mengikuti perjalanan mereka dan mendokumentasikannya. Di Semarang, Jawa Tengah, para pesepeda itu didatangi pihak kepolisian dan intelijen dan ditanyai mengenai kegiatan mereka.

Kania menyebut bahwa di Pati, Jawa Tengah aparat yang mengendarai mobil polisi terus mengikuti para pesepeda sepanjang perjalanan. Bahkan, aparat dari Polres Pati mendatangi dan menginterogasi pesepeda di penginapannya.

"Di Pati kami disambut saudara-saudara suku Samin, Kendeng, ada ritual meminum air kendi dari pegunungan karst. Kami melihat ada orang yang memantau dari balik gapura, aku sadar ada sosok lain, mereka terang-terangan memisahkan diri," ujar Kania pada Rabu (9/11/2022).

Dalam perjalanan ke Jawa Timur pada 5 November 2022, tim dan para pesepeda merasakan indikasi peretasan akun WhatsApp. Pada hari yang sama pun kendaraan yang ditumpangi tim ditabrak oleh sepeda motor di jalanan yang sangat lengang.

Kania menyebut bahwa tekanan semakin tinggi ketika para pesepeda dan tim tiba di Surabaya, Jawa Timur, karena semakin banyak orang yang mengikuti. Mereka mendokumentasikan para pesepeda sembari bertanya-tanya mengenai kegiatannya, tetapi menurut Kania hal tersebut terasa janggal.

Tim dan para pesepeda dihadang oleh ormas dan intelijen ketika hendak masuk Probolinggo, kendaraan tim digembosi dan tutup pentil ban dihilangkan. Di kota itu, penginapan  tempat Kania dan rekan-rekannya pun didatangi ormas hingga terjadi percakapan yang cukup lama.

Video aksi pelarangan oleh organisasi masyarakat (ormas) Tapal Kuda Nusantara itu viral di media sosial. Mereka melarang Greenpeace melakukan aksi apapun selama penyelenggaraan KTT G20 Bali dan menyuruh anggota dari tim pesepeda menulis surat pernyataan tidak akan melakukan aksi atau kampanye.

“Poin-poinnya satu, kesepakatan anda dengan diri anda, bukan dengan kami. Bahwa anda tidak akan melakukan apa yang sudah anda lakukan di Batang … Tidak akan melakukan kampanye dalam bentuk apapun selama pelaksanaan KTT G20,” dikutip dari video tersebut pada Rabu (9/11/2022).

Ormas itu pun mempublikasikan langkah pelarangannya di situs tapalkudanusantara.com. Terdapat artikel berjudul Ormas TKN Gagalkan Agenda LSM Internasional Green Peace, yang diplublikasikan pada Senin (7/11/2022).

Berdasarkan artikel itu, lokasi pertemuan ormas Tapal Kuda Nusantara dan anggota Greenpeace berada di Probolinggo, Jawa Timur. Ormas tersebut menilai bahwa Greenpeace akan bertandang ke PLTU Paiton di Probolinggo dan melanjutkan perjalanannya ke Bali.

“Kami Ormas TKN lakukan pencegahan agar mereka kembali ke Jakarta, demi terciptanya kondusivitas menjelang acara KTT G20 di Bali,” ujar Ketua Umum Tapal Kuda Nusantara Prasetyo Eko Karso, dikutip dari situs tapalkudanusantara.com.

Rafi, pesepeda lainnya di tim Chasing the Shadow menjelaskan bahwa timnya kemudian memutuskan untuk mengganti jalur perjalanan ke Lumajang, Jawa Timur. Namun, ketika hendak beristirahat, penginapan tujuan mereka ternyata sudah penuh dipesan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Rafi dan rekan-rekannya memutuskan untuk makan terlebih dahulu sambil beristirahat. Saat itu, terdapat seseorang yang mengaku sebagai YouTuber mendatangi Rafi, merekam video sambil bertanya-tanya, karena ingin seperti vlogger katanya.

"Pas dia selesai [merekam dan bertanya] dia main hp, di belakang aku, layarnya menghadap ke aku kan, jadi kelihatan. Ternyata dia ngirim [video lewat aplikasi pesan] ke kontak yang depannya Ipda [inspektur polisi dua] gitu," ujar Rafi pada Rabu (9/11/2022).

Greenpeace pun kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan aksi bersepeda itu dengan alasan keamanan dan keselamatan tim. Mereka mendeteksi bahwa upaya ancaman itu akan terus berlanjut, baik di Banyuwangi maupun Bali, jika kegiatan bersepeda terus berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper