Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Instruksikan Menkes Lindungi Masyarakat dari Obat Pemicu Gagal Ginjal

Jokowi ingin masyarakat terhindar dari obat-obatan pemicu gagal ginjal akut anak.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan pada Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia (WCCE) ke-3 di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/10). (Tangkapan layar ANTARA/Indra Arief)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan pada Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia (WCCE) ke-3 di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/10). (Tangkapan layar ANTARA/Indra Arief)

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk memastikan bahwa masyarakat terlindungi dari obat-obatan, khususnya yang tercemar kandungan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). 

Sekadar informasi kandungan etilen glikol dan dietilen glikol diduga menjadi pemicu melonjaknya kasus gagal ginjal akut. Kasus ini telah merenggut nyawa ratusan anak.

“Jadi prioritas bapak presiden adalah memastikan seluruh masyarakat terlindungi dr obat obatan ini,” ujarnya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Senin (24/10/2022). 

Dia melanjutkan, kasus gagal ginjal akut misterius pada anak mengalami kenaikan per Senin (24/10) terdapat 245 anak mengidap penyakit tersebut di mana sebelumnya 241 kasus.

“Per Hari ini (24/10), kasus totalnya 245 anak di 26 provinsi dengan 8 provinsi yang berkontribusi 80% kasus adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatra Barat, Bali, Banten dan Sumatra Utara dengan fatality rate 141 kasus atau 57,6%,” tuturnya

Berdasarkan data Kemenkes kasus konfirmasi gagal ginjal akut yang terbanyak berasal dari DKI Jakarta yang mencatat 55 kasus, kemudian Jawa Barat di 34 kasus, Aceh di 28 kasus, Jawa Timur dengan 27 kasus, dan Sumatra Barat 17 kasus. Budi melanjutkan bahwa jumlah kasus tersebut suda mulai naik sejak Agustus 2022. 

“Jadi,  sebelum Agustus itu angka kematiannya normal dari tahun ke tahun, kecil di bawah 5. Namun, pada Agustus 2022 naik ke 36. Kemudian, September naik ke 78, Oktober sampai sekarang 141 dan itu sebagian besar menyerang di bawah 5 tahun,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Budi melanjutkan sejak Agustus pemerintah melalui Kemenkes telah mengamati dan melakukan peninjauan patologi di laboratorium, sebab awal dugaan pada September gagal ginjal akut ini disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit.

“Hasilnya itu kecil sekali disebabkan virus atau bakteri. Misalnya ada bakteri leptospira, ini bisa menyebabkan sakit ginjal. Kami cek semua anak yang kena, ternyata 0%. Kemudian, di cek apakah Covid-19 [hasilnya] kurang dari 1%,” katanya.

Selanjutnya, Menkes mengaku bahwa titik terang atas penyebabnya terjadi saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan surat edaran pada Rabu (5/10) yang menyatakan peringatan atas terjadinya kasus yang mirip di Gambia yang disebabkan zat kimia akibat di pelarut obat-obatan.

“Sesudah itu kami komunikasi dengan WHO dan pemerintah Gambia, kami lakukan analisa toksikologi. Dikonfirmasi, kami tes ke 10 anak dan 7 darahnya mengandung zat kimia itu [EG dan DEG]. Jadi positif memang 70% yang kena itu disebabkan zat kimia itu,” katanya.

Selanjutnya, Budi melanjutkan pemerintah pun melakukan konfirmasi kedua dengan biopsi pada korban meninggal. Apakah ada ciri ciri kerusakan ginjal yang disebabkan zat kimia ini dan setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan 100% memang terjadi kerusakan ginjal sesuai ciri-ciri yang disebabkan obat kimia tersebut.

Tahap ketiga, Budi memerinci Kemenkes mengunjungi rumah korban untuk mengambil obat yang dikonsumsi agar dapat dicek dalam memastikan adanya senyawa kimia EG dan DEG dan terkonfirmasi adanya senyata tersebut.

“Dari sana kami simpulkan penyebabnya adalah obat obat kimia yang merupakan cemaran dari pelarut obat itu. Dan kami tutup 1.100 lebih obat yang ada pelarutnya. Dari sini kita tunggu BPOM melakulan penelitan,” ujarnya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper