Bisnis.com, SOLO - Duka mendalam masih dirasakan sanak saudara dan pecinta sepak bola Indonesia atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan manusia tidak bersalah pada 1 Oktober 2022.
Ada satu hal yang menjadi pertanyaan publik dan hingga kini belum mendapat jawaban yang memuaskan.
Pertanyaan yang dimaksud adalah soal aturan gas air mata yang masuk ke stadion. Mengapa polisi menggunakan gas air mata? dan siapa yang memerintahkan untuk menggunakan gas air mata tersebut?
Padahal sejatinya, FIFA sendiri telah melarang penggunaan gas air mata untuk mengamankan massa sepak bola.
Dari kasus ini, ada satu sosok yang mendapat sorotan dari netizen karena pernyataannya yang sedikit kontroversial.
Dia adalah Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta. Dalam sebuah wawancara yang dilakukan bersama wartawan, Nico Afinta mengatakan jika penggunaan gas air mata sudah sesuai prosedur yang berlaku.
Tentu saja, kalimat tersebut berbeda dengan aturan yang sudah ditetapkan FIFA.
Imbas dari penggunaan gas air mata ini, apalagi yang dilempar ke tribun penonton, membuat penonton pertandingan berdesakkan kekurangan nafas dan akhirnya banyak yang meninggal dunia.
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," kata Nico.
Ini bukan kali pertama Irjen Nico Afinta mendapat sorotan dari masyarakat.
Ia juga pernah dikait-kaitkan dengan kasus pembunuhan Ferdy Sambo terhadap Brigadir J.
Nico diduga berbagi tugas dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Kapolda Sumatera Utara Irjen R.Z. Panca Putra Simanjuntak untuk menyebarkan informasi tembak-menembak dan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J.
“Nico dan Panca bertugas melobi para pejabat utama Polri, seperti Komisaris Jenderang Agung Budi Maryanto dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderas Agus Andianto," tulis Majalah Tempo pada Sabtu (3/9/2022).
Ketiga petinggi tersebut akan diperiksa mengenai keterkaitannya dalam membantu Ferdy Sambo. "Menurut seorang perwira, mereka meminta para seniornya itu tak terlalu ‘kecang’ mengusut kematian Yosua,” lanjutnya.
Namun, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung pasang badan dengan meluruskan kabar miring soal jajarannya itu.
Ia menampik jika Nico Afinta terlibat kasus pembunuhan yang melibatkan Ferdy Sambo dan para ajudannya.
Menurut isu yang beredar, jabatan Irjen Nico Anfinta saat ini sedang diujung tanduk.
Karena dua blunder yang dia lakukan, Kapolda Jawa Timur ini terancam kehilangan jabatannya dalam waktu dekat.