Bisnis.com, SOLO - "Kiamat" Vladimir Putin diyakini sudah ada di depan mata. Hal ini karena sang presiden saat ini tengah menghadapi gelombang protes dari rakyat dan beberapa orang di pemerintahan.
Protes terjadi setelah Vladimir Putin mendeklarasikan mobilisasi parsial minggu lalu. Dengan adanya mobilisasi parsial ini, semua orang yang ada di negara tersebut harus berpartisipasi dalam perang jika diperlukan.
Ya, langkah Vladimir Putin tersebut telah memicu protes di seluruh negeri. Sekawanan pria usia militer memilih melarikan diri dan menyebabkan tiket penerbangan terjual habis.
Sementara ini, Putin dikabarkan baru memanggi 300 ribu pria usia militer untuk bertugas dalam kampanye mobilisasi. Tapi banyak kabar yang menyebut jika Putin meminta 1 juta orang.
Mengacu pada hal ini, badai protes-pun tengah terjadi di Rusia. Masyarakat mengaku keberatan dengan mobilisasi parsial yang diumumkan Vladimir Putin.
Dua anggota parlemen paling senior Rusia pada hari Minggu menyampaikan serangkaian keluhan tentang kisruh yang diakibatkan dari upaya mobilisasi tersebut.
Baca Juga
Mereka kemudian memerintahkan pejabat regional untuk menangani situasi dan dengan cepat menyelesaikan segala hal yang diduga menjadi pemicu kemarahan publik.
Valentina Matviyenko, ketua majelis tinggi Rusia, Dewan Federasi, mengatakan telah menerima kabar jika beberapa pria yang sebenarnya tidak memenuhi syarat justru dipanggil.
"Ini sama sekali tidak dapat diterima. Dan, saya menganggap itu benar bahwa mereka memicu reaksi tajam di masyarakat," katanya dalam sebuah posting di aplikasi perpesanan Telegram.
Dalam pesan langsung kepada gubernur regional Rusia dia menulis: "Pastikan pelaksanaan mobilisasi parsial dilakukan dengan kepatuhan penuh dan mutlak dengan kriteria yang digariskan. Tanpa satu kesalahan pun.”
Sementara itu, Vyacheslav Volodin, juru bicara Duma Negara, majelis rendah Rusia, juga menyatakan keprihatinannya di pos terpisah.
“Aduan sedang diterima,” katanya.
Apa yang dilakukan pemerintah Rusia menghadapi gelombang protes? Saat ini mereka melakukan hal yang kembali akan memicu pedebatan.
Bagaimana tidak, kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan lebih dari 2.000 telah ditahan dalam demonstrasi menentang mobilisasi di puluhan kota sejauh minggu ini.
Jika Vladimir Putin kehilangan kepercayaan rakyat dan orang-orang terdekatnya, bisa jadi "Kiamat" benar-benar datang kepada sang presiden.