Bisnis.com, JAKARTA – Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengaku tak terlalu terlalu khawatir dengan hasil survei Indikator Politik yang menyebutkan mayoritas pemilih Demokrat puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Herzaky mengatakan, dirinya tak meragukan metode survei tersebut. Meski begitu, dia mengatakan survei seperti itu hanya mempresentasikan situasi saat ini, bukan jangka panjang.
“Ya survei kan potret saat ini. Berdasarkan situasi saat ini. Bukan berarti akan selalu seperti itu,” ujar Herzaky saat ditemui setelah acara Jangan Main Kayu dalam Demokrasi di Bakoel Koffie Cikini, Jakarta, Minggu (18/9/2022).
Dia yakin pemilih Demokrat akan terus semakin bertambah karena semakin banyak masyarakat yang tak puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Herzaky menerangkan, pada Pemilu 2019, Demokrat hanya meraih 7,7 persen suara nasional.
Sedangkan, dari survei-survei terbaru pemilih Demokrat mencapai 12 persen. Menurut Herzaky, kenaikan jumlah pemilih tersebut berasal dari para pemilih Jokowi yang tak puas dengan kinerja mantan wali kota Solo tersebut.
“Lagi-lagi elektabilitas kami kan sudah mencapai 12 persen dari beberapa survei dan di situ rata-rata alasan migrasi ke Demokrat karena tidak puas dengan kondisi saat ini, kami melihatnya,” klaimnya.
Baca Juga
Survei Indikator
Sebelumnya, dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat pada Kamis (15/9/2022), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik habis pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
AHY menyebut pemerintahan Jokowi banyak mengklaim kinerja ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia juga menuding bahwa hukum di era Jokowi tajam ke lawan tapi tumpul ke kawan.
Meski demikian, kajian menarik diungkapkan oleh survei Indikator Politik yang dipublikasikan pada hari ini, Minggu (18/9/2022).
Berdasarkan laporan tersebut, Indikator memaparkan bahwa mayoritas pemilih Demokrat atau sebanyak 53,4 persen puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Sementara itu yang tidak puas hanya 46,6 persen.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Gerindra. Mayoritas pemilih Gerindra, yang tergabung dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, justru tidak puas dengan kinerja Jokowi. Jumlah pemilih Gerindra yang tidak puas degan kinerja pemerintahan Presiden Jokowi sebanyak 51,4 persen. Sedangkan yang puas hanya 48,6 persen.