Bisnis.com, JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) angkat bicara mengenai tudingan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menilai adanya potensi kecurangan pada pemilihan umum (pemilu) 2024.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa pernyataan SBY soal dugaan tersebut sangat tidak bijak bahkan dapat dinilai dapat berpotensi sebagai isu yang tidak bertanggung jawab.
Bahkan, Hasto juga menyebut Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya kekhawatiran berlebih tanpa didasari fakta sehingga dapat menimbulkan kondisi yang tidak kondusif dalam ranah politik Negeri.
Kekhawatiran yang berlebihan tanpa didasari fakta dalam bahasa medis adalah paranoid.
“Kecurigaan yang berlebihan yang tentu saja tidak kondusif di dalam iklim politik nasional kita apalagi disampaikan oleh Bapak SBY dalam forum resmi rapat pimpinan nasional Partai Demokrat," katanya lewat diskusi virtual, Minggu (18/9/2022).
Lebih lanjut, Hasto menyebut agar SBY hendaknya menyampaikan temuannya tersebut kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) alih-alih membahasnya dalam forum rapimnas.
“Kalau mendengar dan kemudian mengetahui, ya itu disampaikan melalui proses hukum. Apa yang beliau dengar dan ketahui itu dapat disampaikan kepada KPU sebagai penyelenggara pemilu yang netral," ujarnya.
Tidak hanya itu, Hasto pun menyinggung perihal kualitas Pemilu 2009 yang dimenangkan oleh SBY, di mana menurutnya terdapat banyak kecurangan yang terjadi saat gelaran kontestasi politik saat itu.
“Dalam catatan kualitas pemilu, tahun 2009 justru menjadi puncak kecurangan yang terjadi dalam sejarah demokrasi, dan hal tersebut Pak SBY yang bertanggung jawab. Zaman Pak Harto saja tidak ada manipulasi DPT (daftar pemilih tetap), zaman Pak SBY manipulasi DPT bersifat masif," ujarnya.
Menurutnya, salah satu aspek yang dinilainya adalah adanya anomali kenaikan suara hingga 300 persen yang dialami Demokrat.
“Sistem multipartai seperti Indonesia yang sangat kompleks dengan intensitas persaingan yang tinggi sebenarnya tidak memungkinkan bagi parpol seperti Partai Demokrat untuk mengalami kenaikan 300 persen pada Pemilu 2009," katanya.
Hasto juga menyebut adanya upaya Demokrat untuk mempengaruhi persepsi pemilih dengan menampilkan hasil survei dari pemilih di wilayah Indonesia Timur, sementara pemilihan di Indonesia Barat belum dilaksanakan.
“Ketika Indonesia bagian barat belum memilih, di Papua itu sudah dilakukan survei, sehingga hasil survei diumumkan lebih dulu, nah ini kemudian mempengaruhi persepsi yang berada di Indonesia bagian barat," ujar Hasto.
Sekadar informasi, SBY menduga bakal ada kecurangan hingga tidak adil dalam perhelatan politik 2024 di bawah kekuasaan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan ini disampaikan saat SBY melakukan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang muncul di media sosial.
Menurut SBY, Capres dan Cawapres yang akan maju nanti adalah sosok yang dikehendaki oleh mereka. Meski begitu, tak disebut siapa sosok mereka tersebut. SBY hanya mengatakan siap turun gunung untuk menghadapi Pemilu 2024.