Bisnis.com, JAKARTA - Gerakan Pemuda (GP) Ansor menyikapi keputusan pemerintah yang menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai suatu bentuk keadilan subsidi bagi masyarakat Indonesia.
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyebut bahwa kebijakan tersebut menjadi upaya penyesuaian yang dijalankan pemerintah terhadap kenaikan harga minyak dunia.
Menurutnya, kenaikan harga BBM ini seharusnya disambut baik oleh masyatakat Indonesia. Pasalnya, jika penyesuaian itu tidak segera ditetapkan, hal tersebut tentu berdampak pada keadaan sosial, ekonomi, hingga politik di dalam negeri.
Penaikan harga BBM, sebutnya, bahkan telah ditekankan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai upaya pemerintah dalam menempatkan subsidi ke masyarakat yang lebih berhak.
"Di sini jelas, di balik penyesuaian ini Ansor melihat ada komitmen kuat dari pemerintah untuk menata pos-pos subsidi yang awalnya dinikmati sekitar 70 persen kalangan menengah keatas berubah untuk masyarakat bawah. Ini justru bentuk keadilan subsidi untuk rakyat," terang Yaqut dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (5/8/2022).
Selain itu, Yaqut menuturkan bahwa kenaikan harga BBM ini justru menjadi bentuk dari langkah realistis pemerintah untuk mengurangi beban negara serta menstabilkan keadaan keuangan negara.
Baca Juga
"Ansor memahami situasi ini memang tidak mudah untuk dihadapi, apalagi saat ekonomi belum benar-benar pulih akibat pandemi Covid-19. Namun kami yakin ini sejatinya adalah opsi paling realistis untuk kebaikan negara dan rakyat," jelas Yaqut.
Di lain sisi, Ansor kembali mengimbau pemerintah untuk dapat bersikap adil dalam rangka pendistribusian subsidi BBM kepada rakyat kecil.
Sementara itu, Yaqut turut meminta masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap kompensasi pencabutan subsidi BBM, yang hal tersebut biasanya dilakukan dalam program bantuan tunai seperti bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan upah pekerja.
"Pemberian kompensasi adalah sebuah keniscayaan. Namun jangan sampai program ini tidak tepat sasaran atau diselewengkan. Karena ini akan menimbulkan masalah baru sehingga rakyat gagal tersentuh dari manfaat penyesuaian subsidi itu," tandasnya.
Sebelumnya, pemerintah resmi menaikkan harga sejumlah BBM pada Sabtu (3/9/2022). Penyesuaian harga BBM itu terjadi untuk Pertalite dari harga awal Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian Solar subsidi dari harga awal Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, diikuti dengan Pertamax non subsidi yang memiliki harga awal Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.