Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Vs Ukraina: Pertempuran Sengit Terjadi di Kherson

Pertempuran sengit meletus saat Ukraina mencoba untuk merebut kembali wilayah Kherson selatan yang diduduki Rusia.
Reruntuhan apartemen di Donesk, Ukraina, yang terhantam rudal Rusia /Pavlo Kyrylenko/Handout via REUTERS
Reruntuhan apartemen di Donesk, Ukraina, yang terhantam rudal Rusia /Pavlo Kyrylenko/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Pertempuran sengit meletus saat Ukraina mencoba untuk merebut kembali wilayah Kherson selatan yang diduduki Rusia dan para ahli militer mengatakan pertempuran itu akan memakan waktu cukup lama.

"Pertempuran sengit terus berlanjut, tentara kami bertempur sepanjang waktu," kata Vitaliy Kim, kepala wilayah tetangga Mykolaiv seperti dikutip BBC.com, Rabu (31/8/2022).

Ukraina sebelumnya mengatakan telah menembus garis pertahanan pertama Rusia. Sebaliknya, Rusia mengatakan pasukan Ukraina telah dikalahkan dalam satu serangan yang gagal.

Kementerian Pertahanan di Moskow juga mengatakan ada banyak korban di antara pasukan Ukraina, tetapi klaim oleh Ukraina dan Rusia belum diverifikasi secara independen.

Kherson menjadi kota besar Ukraina pertama yang jatuh ke tangan Rusia pada hari-hari pembukaan invasi Moskow yang dimulai pada 24 Februari.

Pejabat tinggi militer Ukraina bungkam tentang rincian serangan balasan yang dilaporkan dan mendesak masyarakat luas untuk bersabar.

Kemarin, Komando Operasi "Selatan" Ukraina melaporkan bahwa "pertempuran merebut posisi" berlanjut.

Tiga jembatan utama di seberang Sungai Dnipro telah dihacurkan lagi untuk memastikan agar tidak bisa dilewati.

Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina juga telah menggunakan sistem roket presisi Himars yang dipasok AS untuk menargetkan jembatan ponton Rusia, serta pos komando dan depot amunisi.

Strategi ini secara luas dilihat sebagai bagian dari upaya yang ditargetkan untuk memotong pasukan Rusia di tepi kanan (barat) sungai, sehingga hampir tidak mungkin untuk mengirim pasukan dan perbekalan senjata.

Namun, para pejabat di Kyiv telah memperingatkan agar tidak mengharapkan kemenangan cepat dan menggambarkan serangan itu sebagai penghancuran musuh secara perlahan.

Beberapa pakar militer yang diwawancarai BBC tampaknya setuju dengan hal ini.

“Tren jangka panjangnya adalah melemahnya kemampuan militer Rusia secara bertahap dan secara bertahap pula memperkuat kemampuan Ukraina dengan bantuan Barat,” kata Sir Alex Younger, mantan Kepala Dinas Intelijen Rahasia MI6 Inggris.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper