Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol memerintahkan pembaruan rencana operasional untuk menangani tingginya ancaman nuklir dan rudal milik Korea Utara (Korut) yang ditujukan kepada Korea Selatan.
Hal ini disampaikan Yoon ketika dia melakukan kunjungan ke bunker militer Seoul.
Adapun kunjungan tersebut dilakukan bersamaan dengan dimulainya latihan militer terbesar antara Korea Selatan dan Amerika Serikat pada Senin (22/8/2022).
Melansir dari Channel News Asia, Kamis (25/8/2022), latihan musim panas yang berganti nama menjadi Ulchi Freedom Shield itu masih akan berlangsung hingga 1 September 2022.
Latihan ini menjadi pelatihan lapangan pertama yang dilakukan oleh kedua negara sejak 2017.
Yoon menyoroti bahwa latihan tahun ini dilakukan di bawah skenario yang berubah dan rencana operasional yang mencerminkan ancaman Korea Utara yang terus berkembang.
Baca Juga
"Kami perlu segera mempersiapkan langkah-langkah untuk menjamin kehidupan dan harta benda rakyat kami, termasuk memperbarui rencana operasional terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang menjadi kenyataan," kata Yoon.
Dia juga memerintahkan agar para komandan segera mempercepat rencana untuk membangun sistem 'Rantai Bunuh' yang ditujukan untuk meluncurkan serangan pendahuluan terhadap rudal Korea Utara.
Sebelumnya, diketahui bahwa Korea Utara telah melakukan uji coba rudal dengan kecepatan terbaru dan tengah mempersiapkan uji coba nuklir pertamanya sejak terakhir kali dilakukan pada 2017.
Sesaat setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) kembali melakukan pelatihan militer, Korea Utara menembakkan dua rudal jelajah dari arah pantai Barat.
Yoon juga berjanji untuk dapat meningkatkan frekuensi pelatihan dan kesiapan pasukan militer Korea Selatan.
Lebih lanjut, dirinya juga memerintahkan pasukan militer untuk meningkatkan kemampuan independen guna melawan rudal milik Korea Utara dan memperkuat serta memperluas pencegahan AS dalam menghadapi nuklir kiriman Korea Utara, termasuk payung nuklir milik AS.