Bisnis.com, JAKARTA — Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai terkait dengan upaya pemerintah memperketat perbatasan untuk meminimalisir penularan cacar monyet (monkeypox) di Indonesia masih belum cukup.
“Terkait memperketat pembatasan pintu masuk negara mengenai cacar monyet itu memang bagus, tetapi potensi lolos tetap besar karena cacar monyet masa inkubasi bisa 2–3 minggu, apalagi saat gejala tidak terlihat sehingga lebih mudah lolos sehingga belum cukup untuk menekan laju penularannya,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (24/8/2022).
Oleh sebab itu, dia menilai bahwa pemerintah perlu melakukan penguatan kembali mengenai antisipasi lainnya seperti akses layanan kesehatan, literasi kepada masyarakat agar lebih memahami virus agar bisa mendeteksi secara mandiri, vaksinasi, dan penerapan protokol kesehatan.
Bahkan, dia menyarankan agar pemerintah segera menyiapkan vaksin setelah ditemukan kasus cacar monyet pertama di Indonesia, sebab selama ini vaksinasi masih dianggap efektif untuk dapat meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak tertular dari virus.
"Saya sudah ingatkan kita harus sudah siapkan namanya vaksin. Meskipun [kasus] tidak banyak," ujarnya
Lebih lanjut, Dicky mengatakan, vaksinasi disiapkan untuk beberapa masyarakat golongan tertentu yang telah terpapar penyakit menular lain, seperti HIV/Aids, apalagi masyarakat yang terpapar penyakit menular itu dinilai sangat beresiko lebih parah apabila tertular cacar monyet.
"Mereka double risikonya. Kalau terinfeksi monkeypox itu akan manifestasi klinis bisa makin parah. Jadi, vaksin itu dapat mencegah tingkat keparahan apabila seorang yang memiliki penyakit menular lain terpapar cacar monyet. Dan, perlu segera dilakukan termasuk kesiapan dalam obat, untuk mencegah keparahan. Itu yang harus dilakukan," katanya.
Kendati demikian, Dicky mengigatkan agar pemerintah juga membangun komunikasi serta tidak menstigma kelompok tertentu.
“Bangun kewaspadaan, tidak perlu panik tapi kita harus sadari jaman ini globalisasi wajar kalau ada penyakit, tapi bagaimana meresponnya," tutur Dicky.