Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rudal Rusia Hantam Sasaran di Dekat Pelabuhan Odesa Ukraina

Rudal Rusia menghantam sasaran di dekat Odesa, pelabuhan Laut Hitam Ukraina dan pusat ekspor biji-bijian.
Kapal kargo berbendera Sierra Leone, Razoni membawa gandum dan biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Odesa, kata Kementerian Pertahanan Turki, Senin (1/8/2022)./Istimewa
Kapal kargo berbendera Sierra Leone, Razoni membawa gandum dan biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Odesa, kata Kementerian Pertahanan Turki, Senin (1/8/2022)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Peluru artileri menghujani kota di dekat pembangkit nuklir terbesar di Eropa semalam, sementara rudal Rusia menghantam sasaran di dekat Odesa, pelabuhan Laut Hitam Ukraina dan pusat ekspor biji-bijian saat perang menuju tonggak sejarah enam bulan pada Rabu.

Tanggal 24 Agustus akan menandai 31 tahun kemerdekaan Ukraina dari kekuasaan Soviet dan Presiden Volodymyr Zelensky dalam pidato video kemarin malam menyerukan kewaspadaan.

Dia mengingatkan Moskow dapat melakukan "sesuatu yang sangat buruk".

Pihak berwenang Rusia mengatakan kemarin bahwa mereka sedang menyelidiki dugaan serangan bom mobil di luar Moskow yang menewaskan putri Alexander Dugin, seorang ideolog Rusia ultra-nasionalis yang mendukung Rusia menyerang Ukraina.

Sementara, para penyelidik mengatakan mereka sedang mempertimbangkan "semua versi" untuk menetapkan siapa yang bertanggung jawab.

Kementerian Luar Negeri Rusia berspekulasi mungkin ada hubungan dengan Ukraina, sesuatu yang dibantah oleh penasihat Zelensky.

"Ukraina, tentu saja, tidak ada hubungannya dengan ini karena kami bukan negara kriminal, seperti Federasi Rusia, dan terlebih lagi kami bukan negara teroris," kata Mykhailo Podolyak di televisi Ukraina.

Dia menyatakan insiden itu sebagai balasan "hukum Karma" untuk pendukung invasi Moskow.

Saat Ukraina bersiap untuk memperingati Hari Kemerdekaannya, pejabat militer dan regional melaporkan lebih banyak serangan Rusia terhadap sasaran di timur dan selatan negara itu.

Perhatian khusus tertuju pada serangan ke Nikopol, sebuah kota yang terletak di seberang sungai Dnipro dari arah Zaporizhzhia, pembangkit nuklir terbesar di Ukraina dan Eropa. Wilayah itu dikuasai oleh pasukan Rusia sejak Maret.

Nikopol digempur pada lima kesempatan berbeda dalam semalam, tulis Gubernur Regional Valentyn Reznichenko di akun Telegram. Dia mengatakan 25 serangan artileri menghantam kota itu dan menyebabkan kebakaran di tempat industri selain memutus aliran listrik ke 3.000 penduduk.

Pertempuran di dekat Zaporizhzhia dan serangan rudal hari Sabtu (20/8/2022) di Kota Voznesensk, Ukraina selatan, tidak jauh dari pabrik atom terbesar kedua di Ukraina. Serangan itu telah memicu kekhawatiran akan kecelakaan nuklir sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (22/8/2022).

Pada hari Minggu, Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz mengadakan pembicaraan telepon. Tujuannya untuk menekankan pentingnya memastikan keselamatan instalasi nuklir sambil menggarisbawahi "komitmen teguh" mereka terhadap Ukraina.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper